Prof. Bahtiar Saleh Abbas (BSA) (25 November 1956-30 Desember 2019) saya kenal dalam kapasitasnya sebagai Wakil Rektor Universitas Bina Nusantara / Vice Rector – Research & Technology Transfer, BINUS University. Saya mengenal beliau, delapan tahun yang lalu, 2011, awal mulanya melalui milis (mailing list) fm@binusnews.info. Pada waktu itu, saya merupakan Subject Content Specialist (SCS) di bidang Research Methods.

Walau belum banyak berinteraksi secara tatap muka, saya menghimpun sejumlah email beliau di milis maupun email pribadi, sebagaimana saya terakan di bawah ini. Dari surat-surat elektronik yang beliau tulis, tampak bahwa beliau merupakan seorang yang rendah hati, sangat memotivasi, dan benar-benar memegang mimpi BINUS University. Beliau juga sudah menerapkan “outcome based education” jauh hari di bidang penelitian sebelum O.B.E. ramai diperbincangkan. Dalam sebuah rapat penyusunan Research Road Map (RRM) BINUS University, misalnya, beliau menekankan, “Yang penting, ada orang yang mengerjakan. Jangan sampai topiknya sudah didaftarkan di RRM, tidak ada pelaku dan hasilnya.”

 

Bersama Prof BSA di Balitbang Kementerian Pertahanan, membimbing magang riset

Bersama Prof. BSA di Balitbang Kementerian Pertahanan, membimbing Enrichment 3+1 Research Track

May 2011
Ayo Pak ditunggu kiprah penelitiannya 🙂

May 2011
Dengan senang hati Pak Jun.
Silahkan diatur ya Mbak Vina.
Kalau tidak bisa hari Rabu diset hari lain.

Juni 2011 [mailing list]
Kami berusaha melayani Bapak/Ibu sebaik mungkin, untuk itu kami terus belajar dari berbagai kesalahan. Bukakanlah pintu maaf bila masih terjadi kesalahan. Bantulah kami membantu Bapak/Ibu dengan memverifikasi data masing2 dan segera mengkomunikasikan kepada kami untuk segera kita perbaiki bersama. Merugikan Bapak/Ibu tidak menjadi niat kami dan continuous improvement adalah budaya kita. Amiiin.

Juni 2011 [mailing list]
Di kalangan PTS di Indonesia, Binus University masuk dalam 10 besar yang paling banyak papernya di jurnal/prosiding yang diindeks oleh SCOPUS. Ya Bapak/Ibu, sasaran utama kita kita adalah jurnal/prosiding yang diindeks SCOPUS karena itu yang akan membawa Binus University ke dalam rangking universitas di dunia alias visi-misi 20/20 kita.

Juli 2011 [mailing list]
Ya, kita bisa, kita harus BISA ………… kita telah memulai dengan baik, ayo susul beramai-ramai … kita siap menjadi salah satu world class university dengan ukuran yang jelas.

Agustus 2013
Sejauh yang menyangkut riset saya akan dukung bila memang ada justifikasi yang layak. Kami2 ini sebentar lagi lewat masanya,  Pak Jun […….] Tetap semangat ya Pak. Saya senang dengan cara Bapak mengkomunikasikan hal-hal yang membawa perbaikan di Binus. Salam hangat, selamat berlibur untuk Pak Jun sekeluarga , mohon maaf lahir batin.

September 2015 [mailing list]
Kata2 “mengingatkan” tolong jangan dimasukkin hati ya.
Maksudnya kami siapa tahu ada yang berminat dan sudah menyiapkan proposal. Sayang kalau terlewat.
Soal masih punya waktu atau tidak sepenuhnya diserahkan ke Bapak/Ibu.

Juni 2016 [mailing list]
Ayo Bapak/Ibu.
Jangan tunggu saat2 terakhir bisa berpeluang gagal upload.
Tolong diselesaikan dengan baik dan tepat waktu Rekan2.
DIKTI semakin ketat. Jangan sampai ada yang gagal diperpanjang karena masalah teknis, admin dan miskomunikasi.
Seluruh Indonesia akan menyerbu!
Bapak/Ibu andalan Binus.
RTTO siap membantu bila ada pertanyaaan.

April 2017
Kita sudah bicara dengan Rektor Pak, persetujuan Beliau kita tindaklanjuti.
Sikap Binus, yang dimaksud tugas belajar adalah yang dibiayai dengan biaya pemerintah dan tidak mengajar.
Yang dikhawatirkan Pemerintah lebih jangan sampai terjadi double funding.
Dalam beasiswa Pemerintah sudah ada biaya penelitiannya.
Jadi Bapak tidak termasuk.
Bapak itu izin belajar dengan biaya sendiri, jadi secara moral Rektor dan BSA sudah pasang badan.

Pada awal tahun 2018, Prof. BSA sendiri berkenan meng-acknowledge kompetensi penelitian saya untuk berada pada tingkat/level 3 (tiga). Hal ini sangat membesarkan hati, karena pada saat itu, sebagai seorang Magister (S2) dengan jabatan akademik Lektor Madya (300), level 3 adalah 2 tingkat di atas “Expected Level” (Tabel di bawah ini), dan merupakan level kompetensi yang diminta dari seorang Guru Besar / Profesor (850).