Cyberbullying adalah istilah yang digunakan para saat seseorang atau kelompok dengan sengaja melukai orang lain baik dalam bentuk tulisan, visual atau gambar, dan/ komunikasi oral menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (Nartgün  & Cicioğlu, 2015; Nixon, 2014; Nordahl, Beran, & Dittrick, 2013; Süreci, 2016). Louisiana (dalam Patchin & Hinduja, 2015) mendefinisikan cyberbullying sebagai transmisi dari pesan elektronik apapun baik secara tulisan, visual atau gambar, video dan/ komunikasi oral dengan niat yang disengajakan untuk menyakiti, menyiksa, atau mengintimidasi seseorang. Oleh karena itu perilaku cyberbullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresi. Agresi merupakan perilaku yang dengan sengaja ingin menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikologis (Aronson, Wilson, & Akert, 2014).

Perilaku ini dapat  dilakukan oleh siapapun dan dimanapun dan dengan mudah karena hanya mengharuskan seseorang dapat terhubung dengan teknologi informasi dan komunikasi. Olweus (dalam Karina, Hastuti, & Alfiasari, 2013) mengungkapkan beberapa karakteristik pelaku bullying, diantaranya adalah memiliki sikap positif terhadap kekerasan, impulsif, ingin mendominasi orang lain, dan kurang memiliki rasa empati. Hal ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Fabio Stica (dalam Larasati, 2016), yang menunjukan bahwa karakteristik pelaku cyberbullying dipengaruhi oleh faktor moral, empati dan harga diri.

Bentuk-Bentuk Cyberbullying

Bentuk-bentuk cyberbullying dapat berupa flaming (mengirimkan pesan teks dengan kata-kata penuh amarah/makian/ejekan, mengancam, frontal atau kasar), fitnah atau gosip, menyebarkan gambar, foto/ video korban yang bertujuan untuk mempermalukan korban, mengambil, menggunakan, dan menyebarkan informasi personal tanpa persetujuan (Lazuras, Pyzalski, Barkoukis, & Tsorbatzoudis, 2012; Rahayu, 2012), pengucilan (Vandebosch & van Cleempuut; Willard dalam Chan & Wong, 2015),  melakukan pembajakan akun orang lain (Erdur-Baker & Kavsut, dalam Topaloglu & Topaloglu, 2016),  melakukan peniruan, dan/ mengirimkan materi pornografi atau memberikan komentar berbau seksual  (Çetin, Yaman, & Peker, 2011; Nordahl, Beran, & Dittrick, 2013).

Berdasarkan teori Willard (dalam Sari & Suryanto, 2012, hal. 53) terdapat enam bentuk yang dapat menggambarkan cyberbullying:

  1. Flaming, yaitu mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata yang penuh amarah, kasar, dan/ frontal.
  2. Harassment (gangguan), merupakan cyberbullying yang berbentuk berbagai macam pesan yang mengganggu pada email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial yang dilakukan secara terus menerus.
  3. Denigration (pencemaran nama baik), dimana pelaku mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut, hal ini dapat berupa fitnah/ gosip atau membuat postingan bernada kebencian atau mengumbar kejelekan korban.
  4. Impersonation (peniruan), pelaku berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik, agar teman korban mengira bahwa status atau pesan tersebut adalah asli dari si korban.
  5. Outing, dimana pelaku menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain dengan maksud mengumbar borok atau privasi orang lain tersebut.
  6. Trickery (tipu daya), pelaku membujuk korban dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut yang akan dijadikan senjata untuk mempermalukan atau meneror korban.

Dampak Cyberbullying

Dampak psikologis dari cyberbullying baik kepada korban maupun pelaku sangat berbahaya. Dampak-dampak tersebut diantaranya adalah mereka memiliki tingkat kecemasan tinggi, tingkat depresi yang tinggi (Ayas, 2014; Nixon, 2014), meningkatnya masalah di sekolah maupun partisipasi dalam permasalahan perilaku di dunia nyata lainnya (Editorial, 2013). Korban dari cyberbullying bahkan dapat memiliki gagasan untuk bunuh diri, mencoba melakukan percobaan bunuh diri hingga melakukan tindakan bunuh diri (Patchin & Hinduja, 2010; Sabella, Patchin, & Hinduja, 2013).

Sumber:

Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2014). Social Psychology (8th ed.). New Jersey: Pearson Education.

Ayas, T. (2014). Prediction of Cyberbullying with Respect to Depression, Anxiety, and Gender Variables. Online Journal of Technology Addiction & Cyberbullying, 1, 1-17.

Çetin, B., Yaman, E., & Peker, A. (2011). Cyber Victim and Bullying Scale: A Study of Validity and Reliability. Computers & Education, 57, 2261-2271.

Chan, H. C., & Wong, D. S. (2015). Traditional School Bullying and Cyberbullying in Chinese Societies: Prevelance and a Review of the Whole-School Intervention Approach. Aggression and Violent Behavior, 23, 98-109.

Editorial. (2013). Cyberbullying among Adolescents: Implications for Empirical Research. Journal of Adolescent Health, 53, 431-432.

Karina, Hastuti, D., & Alfiasari. (2013). Perilaku Bullying dan Karakter Remaja serta Kaitannya dengan Karakteristik Keluarga dan Peer Group. Jurusan Ilmu Kel. & Kons., 6(1), 20-29.

Lazuras, L., Pyzalski, J., Barkoukis, V., & Tsorbatzoudis, H. (2012). Empaty and Moral Disengagement in Adlescent Cyberbullying: Implications for Educational Intervention and Pedagogical Practice. Studia Edukacyjne, 57-69.

Nartgün, Ş. S., & Cicioğlu, M. (2015). Problematic Internet Use and Cyber Bullying in Vocational Shool Students. International Online Journal of Educational Sciences, 7(3), 10-26.

Nixon, C. L. (2014). Current Perspectives: The Impact of Cyberbullying on Adolescent Health. Adolescent Health, Medicine, and Therapeutics, 143-158.

Nordahl, J., Beran, T., & Dittrick, C. J. (2013). Psychological Impact of Cyber-Bullying Implications for School Counsellors. Canadian Journal of Counseling and Psychotherapy, 47(3), 383-402.

Patchin, J. W., & Hinduja, S. (2010). Bullying, Cyberbullying, and Suicide. Archives of Suicide Research, 14(3), 206-221.

Patchin, J. W., & Hinduja, S. (2015). Measuring Cyberbullying: Implications for Research. Aggression and Violent Behavior, 1-6.

Rahayu, F. S. (2012). Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi. Journal of Information System, 8(1), 22-31.

Sabella, R. A., Patchin, J. W., & Hinduja, S. (2013). Cyberbullying Myths and Realities. Computers in Human Behavior, 29(6), 2703-2711.

Sari, R. S., & Suryanto. (2016). Kecerdasan Emosi, Anonimitas, dan Cyberbullying (Bully Dunia Maya). Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 5(1), 48-61.

Süreci, Y. (2016). Predicting Cyberbullying Tendencies of Adolescents with Problematic Internet Use. The Journal of Academic Social Science Studies, 48, 385-396..

Topaloglu, M., & Topaloglu, A. O. (2016). Cyberbullying Tendencies of High School Students. International Journal Education Sciences, 15, 88-95.