Pertandingan ten pin bowling berlangsung selama 4 hari, yaitu dari tanggal 8 sampai 11 Oktober 2018. Hari pertama dan kedua memperebutkan medali untuk single, hari keempat memperebutkan medali untuk duoble, dan hari keempat memperebutkan medali untuk trio. Atlet yang turun di kelas duoble dan trio biasanya ditentukan berdasarkan poin yang berhasil dikumpulkan saat bertanding single, tetapi pada Asian Para Games ini atlet yang diturunkan di duo dan trio harus ditetapkan sebelumnya.

Atlet TPB10 bertanding di hari pertama pada pukul 14.00 WIB. Atlet TPB4 dan TPB8 bertanding di hari kedua pada pukul 10.00 WIB, sedangkan atlet TPB9 bertanding pada pukul 14.00 WIB. Di hari kedua pertandingan atlet TPB4 dan TPB10 bertanding di kelas double pada pukul 10.00 WIB, sedangkan atlet TPB8, TPB9 dan TPB10 bertanding pada pukul 14.00 WIB. Pada hari ketiga pelatih menurunkan dua tim untuk bertanding di kelas trio. Komposisi dari setiap tim merupakan gabungan dari atlet TPB8, TPB9, dan TPB10. Kebetulan atlet-atlet yang diturunkan di kelas trio adalah atlet laki-laki.

Perebutan mendali di kelas single kebanyakan dibedakan berdasarkan jenis kelamin, kecuali untuk TPB10. Permainan bowling sendiri memerlukan kekuatan, karena bola yang digunakan dalam pertandingan internasional umumnya berbobot 8 pon (7 kg). Semakin berat bola yang digunakan maka hasil yang diperoleh akan semakin baik, karena semakin dapat menyapu semua pin saat dilemparkan. Beratnya bola bowling ini membuat laki-laki yang memiliki kekuatan lebih dari perempuan akan dapat melempar dengan lebih bertenaga.

Selain memerlukan kekuatan, bermain bowling juga memerlukan fokus. Para atlet dituntut untuk mampu memusatkan perhatian pada bola, panah, dan pin. Mereka perlu menemukan irama dalam melempar, dengan menyesuaikan antara langkah (posisi kaki), ayunan tangan, dan kekuatan dalam melempar bola. Saat melempar atlet juga perlu menjaga kestabilan emosi. Semangat yang tinggi dapat membuat lemparan terlalu kencang dan keragu-raguan dapat membuat lemparan menjadi lemah. Keduanya berpotensi membuat lemparan menjadi tidak menghasilkan poin strike. Padahal ketika tidak dapat strike di lemparan pertama dapat mempengaruhi performance atlet di lemparan berikutnya.

Pada pertandingan bowling tidak ada sistem gugur. Penentuan juara satu sampai tiga ditentukan berdasarkan poin yang dikumpulkan oleh masing-masing atlet. Hal ini membuat pertandingan ten pin bowling dapat selesai dengan cepat. Di sisi lain, atlet menjadi hanya memiliki satu kali kesempatan untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan menjadi juara. Pertandingan pada kelas single dan double berlangsung dalam enam games, sedangkan pada kelas trio berlangsung dalam empat games. Pada setiap games, atlet mendapat kesempatan untuk melakukan lemparan sebanyak sepuluh kali.  Poin pada games pertama dan kedua sangat berarti bagi atlet, karena apabila skornya kecil maka akan sulit mengejar poin di game-game selanjutnya.

Bermain bowling memang tidak lah mudah, tetapi pada Asian Para Games ini tim Indonesia dapat memperoleh emas di kelas single TPB4 (perempuan) dan perak di kelas double TPB4 (mixed). Pencapaian ini merupakan pencapaian tertinggi bagi Indonesia dalam cabang ten pin bowling, karena baru pertama atlet ten pin bowling Indonesia dapat menyumbangkan medali di ajang Asian Para Games. Bravo tim ten pin bowling Indonesia!

Bersambung ke bagian III –>