Mengenai signifikansi pengaitan jurnal dengan asosiasi profesi, saya kira memang sudah saatnya dipikirkan secara serius pada ‘jaman now‘ ini. Sejumlah prodi yang memiliki keunggulan dan/atau minat khas dalam sub-disiplin psikologi tertentu dapat untuk join together dalam mengelola satu buah jurnal. Barangkali hal ini potensial untuk sekaligus menjawab kegelisahan yang terungkap melalui kalimat, “Sanggup/tidakkah kita kita merubah standar-standar kita, agar kerjasama (antar pengelola jurnal) bisa dilakukan?”

Tidak ada poin dalam borang akreditasi untuk kepemilikan/ownership jurnal oleh program studi. Yang menjadi poin adalah jumlah dan jenis jurnal yg dilanggan (subscribed). Memang jurnal biasanya didirikan di internal untuk kebutuhan fasilitasi menulis dosen internal (70% penulis internal, 30% eksternal).

Kendati demikian, ada juga yang mendirikan jurnal seturut kekuatan prodi, seperti JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) oleh UIN Jakarta (juga bekerjasama dgn asosiasi profesi HEPI/Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia).

Jika dilakukan merger jurnal, maka guna kebutuhan penampungan artikel dewasa, OJS/Open Journal System bisa diperbesar kapasitasnya karena sifatnya yang online (frekuensi penerbitan bisa dipertinggi). Kalau harus dicetak, wajar jika dibutuhkan biaya cetak yang besar. Untuk melakukan merger, perlu dilihat dasarnya; salah satunya adalah spesialisasi keilmuan. Misalnya, yang sama-sama punya fokus di Psikologi Bisnis atau Psikologi Kewirausahaan mungkin bisa punya satu jurnal yang kuat.

Catatan: saat ini lebih banyak terbit “jurnal psikologi umum”, yang sama-sama “defisit” naskah. Dengan pendirian jurnal yang yang lebih spesifik dan dikelola ramai-ramai oleh berbagai prodi yang seminat, diharapkan problem umum kekurangan naskah akan terkurangi, karena masing-masing jurnal memiliki “outlet” khasnya. Di samping itu, pengembangan spesialisasi psikologi akan jauh lebih bergairah.

Baru-baru ini lahir cikal-bakal Konsorsium Jurnal Psikologi Islam, setelah sebelumnya ada lebih dahulu Konsorsium Jurnal Psikologi Ulayat (gabungan dari sejumlah program studi psikologi di Indonesia). Lebih lanjut lahir PRoUSt, jurnal psikologi perkotaan, adiknya “Makara Hubs-Asia”. PRoUSt (Psychological Research on Urban Society) diharapkan menjadi media flagship utama dalam psikologi perkotaan di Indonesia & Asia. Memang cocok betul dengan misi Fakultas Psikologi UI, pendirinya, yakni Mengembangkan riset psikologi berorientasi perkotaan dan lintas budaya. Dengan demikian, program-program studi psikologi yang berminat dengan masalah perkotaan, dapat menggabungkan diri dalam jurnal PRoUSt, entah dalam sebuah Konsorsium Psikologi Perkotaan.

Semoga menyusul, terbentuknya konsorsium-konsorsium jurnal sebidangminat. Dibayangkan lahirnya Konsorsium Jurnal Psikologi Positif; Konsorsium Jurnal Psikologi Militer; Konsorsium Jurnal Psikologi Kewirausahaan, dsb, dst.

Berikut peta yang ada saat ini:

Potensial bekerjasama: