Welcoming The New Brand of BINUS!
FOSTERING AND EMPOWERING – ‘the new brand’ of Bina Nusantara (BINUS) – diluncurkan secara formal di hadapan BINUSIAN Leaders dalam sejumlah gelombang. Pada 19 Juli 2017, gelombang peluncuran itu dialami oleh para Faculty Member Structural. Hadir sebagai pembicara sesorah-nada-dasar (keynote speaker), Bapak Sakti Makki, Co-Founder, Managing Director and Creative Director at MakkiMakki Strategic Branding Consultant.
BINUS menegaskan bahwa formulasi branding ini didasarkan atas kenyataan yang sudah terjadi di BINUS University selama ini. Salah satu nilai yang kental ditemukan oleh MakkiMakki – selaku ‘bidan’ dari brand baru BINUS – adalah Kekeluargaan. Kesimpulan ini diperoleh setelah melakukan pertemuan dengan para alumni, orangtua, mahasiswa, karyawan, dan pemangku kepentingan BINUS, dan hal ini merupakan keunikan BINUS yang tidak ditemukan dalam penyelidikan MakkiMakki di lembaga serupa lain, setidaknya menurut pengakuan Bapak Sakti yang mengetuai penyelidikan tersebut.
Oleh karena itu, tepat bila BINUS ingin dikenal lebih dalam (sampai dengan taraf ‘spiritual‘ dan ‘myth‘) dalam hal Fostering, yakni ‘Membina’ (dari kata Bina Nusantara itu sendiri), dan Empowering, yakni Memberdayakan. Dikutip dari paparan Bapak Judi Arto dalam sosialisasi kepada BINUSIAN leaders, Fostering and Empowering “memiliki arti mendidik, memberikan pengayaan dan memberdayakan masyarakat untuk membangun dan melayani bangsa dan negara“.
Secara operasional, ‘Fostering‘ tercermin dalam kenyataan “BINUSIAN are able to foster when they could educate through an integrated approach of academic as well as personal development and enrich through effective learning experiences that engage creative technology, entrepreneurial spirit, or high impact research quality“. Terjemahan bebas: MEMBINA berarti (1) MENDIDIK/mengedukasi melalui pendekatan akademis dan pengembangan pribadi yang terintegrasi, serta (2) MEMPERKAYA melalui pengalaman pembelajaran yang efektif yang melibatkan teknologi kreatif, jiwa kewirausahaan, atau kualitas penelitian yang berdampak tinggi.
‘Empowering‘ dapat digambarkan sebagai berikut: “An act of empowerment is achieved when BINUSIAN are able to be agent of empowerment to not only one person but to the society where they live to build a Greater Nusantara“. Terjemahan bebas: BINUSIAN yang MEMBERDAYAKAN adalah BINUSIAN yang menjadi pelaku/agen pemberdayaan, bukan hanya kepada satu orang melainkan juga kepada masyarakat di mana mereka berada untuk membangun Nusantara yang lebih besar/jaya.
Bapak Johan selaku Vice Rector menekankan bahwa Fostering and Empowering harus dilihat sebagai satu kesatuan. Bukan ‘Fostering OR Empowering’ melainkan ‘Fostering AND Empowering’, jadi salah satu tidak boleh ditinggalkan atau dikebelakangkan sementara mengedepankan yang lain. Keduanya mesti seiring-sejalan.
Selama ini persepsi dunia luar mengenai Binus sangat beragam, mulai dari “Sekolah TI (Teknologi Informasi)”, “Akreditasi A”, sampai dengan “Punya pendidikan Preschool sd Doktor”, “Mahal”, “Macet”, “Paper terindeks SCOPUS-nya banyak”, dan sebagainya. Namun hal-hal ini belum menjadi ciri distingtif dari BINUS, karena sekolah atau universitas yang lain telah atau bisa sama, bahkan dapat menyalinnya (khususnya hal-hal positif). Di samping itu, Yayasan Bina Nusantara memandang bahwa persepsi-persepsi itu (khususnya yang bersifat negatif) kurang adil terhadap jeri-payah BINUSIAN yang sudah berkarya bersama BINUS sekeras dan sejauh ini. Sudah berkarya namun “balikan (feedback)-nya” masih banyak yang di luar ekspektasi.
Brand ‘Fostering and Empowering‘ diminta untuk terus diberlangsungkan, tidak tinggal sebagai filosofi, melainkan menjelma dalam perilaku serta menjadi parameter/pengukur pengambilan keputusan, sekaligus memiliki nilai finansial bagi lembaga yang akan menghasilkan daya ungkit untuk lebih jauh lagi ‘Fostering and Empowering‘ seluruh Nusantara. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan refleksif itu berbunyi: Jika Rekrutmen dilakukan di BINUS, apakah sudah memenuhi unsur ‘Fostering and Empowering’? Apabila hendak membuka Kampus BINUS di sebuah wilayah baru, apakah akan memberikan nilai tambah bagi ‘Fostering and Empowering’? Jika akan menjalin kemitraan dengan Partner Global, Partner tempat magang mahasiswa, apakah sudah memperhatikan sungguh-sungguh ‘Fostering and Empowering’? Apakah Teaching, Research, Community Development, dan Self-Development dari para Faculty Member atau dosen-dosen BINUS mencerminkan semangat ‘Fostering and Empowering’?
Dalam hal kelanjutannya dengan visi BINUS yang telah ada, maka hubungannya dapat dilihat sebagai berikut: Visi BINUS 2020 “World Class University” bersifat time-bound (terikat waktu). Fostering and Empowering jauh lebih esoterik dan abadi. Menjadi Universitas berklas Dunia jelas dapat dilihat melalui lensa ‘Fostering and Empowering‘ itu.
Dalam rangka memfasilitasi operasionalisasi sosialisasi dan implementasi brand baru BINUS, BINUS University telah membentuk sebuah tim resmi yang disebut “CUSTODIAN team“. Di dalamnya ada tim-tim kecil, seperti yang mengelola brand personality, brand communication, brand expression, dll. Oleh karena ‘Fostering and Empowering‘ ini bukan sesuatu yang sungguh-sungguh baru, maka sejatinya narasumber untuk penerapan Fostering and Empowering – yang dibalut dengan BINUS VALUE – “SPIRIT” : Strive for excellence, Perseverance, Integrity, Respect, Innovation, dan Teamwork – adalah seluruh BINUSIAN sendiri.
Penggalian, penerapan, serta saling mengingatkan akan menginternalisasikan dan menguatkan (reinforcing) apa yang dirumuskan sebagai ‘Fostering and Empowering‘ ini. Diharapkan, seiring kesamaan pemahaman dan konsistensi pelaksanaan di internal memantap, Fostering and Empowering dapat segera disiarkan ke dunia luar secara lebih gencar.
Sekali lagi, selamat untuk kita semua atas peluncuran brand baru BINUS, FOSTERING AND EMPOWERING.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa merakhmati kita semua dalam menunaikan visi-misi-tujuan & nilai BINUS!
—
Penulis adalah SCC Community Psychology, Psikolog Sosial Universitas Bina Nusantara
Comments :