MENJADI ANAK MUDA TANPA DIPANDANG “MUDA”
“Ahh dia kan masih muda, masih hijau, tahu apa? Belum punya pengalaman lah. “
Berapa banyak dari kita yang pernah menerima atau mendengar perkataan di atas. Nah, apakah Anda adalah anak muda yang mau dilihat sebagai pribadi yang tidak tahu apa-apa, tidak dapat menyampaikan pendapatnya dengan berani dan percaya diri, dan menerima begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh orang di sekitar? Kalau jawaban Anda” bukan!” silahkan lanjutkan membaca artikel saya.
Tanggal 19 Mei 2017 yang lalu, Psikologi BINUS kedatangan tamu dari alumni angkatan kedua (tahun 2008), Raditya Adinugroho. Beliau adalah seorang professional hypnotherapist dan merupakan founder Pusat Layanan “Sesi Hipnoterapi”. Raditya ingin berbagi pengalaman dan menyampaikan pesan yang ada kaitannya dengan paragraf di atas, yakni: MENJADI ANAK MUDA YANG TIDAK BIASA- menjadi lebih percaya diri, mampu memberikan kesan pertama yang positif, dan dapat berkomunikasi secara efektif di depan umum. Sebelum membahas lebih jauh, Raditya menyampaikan manfaat yang akan didapatkan setelah mengikuti sesi yang diberi judul “THE SECRETS OF HYPNOTIC PUBLIC SPEAKING”. Manfaat yang sekiranya didapatkan dari sesi ini adalah :
- Peserta akan tampil meyakinkan saat berbicara di depan umum
- Menarik perhatian audience hanya dalam hitungan detik
- Membangkitkan minat audience untuk mendengarkan
- Mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari audience
Raditya mencoba menangkap permasalahan dari kebanyakan anak kuliahan (baca: anak muda) yakni takut bicara di depan umum, contoh paling gampang adalah presentasi di depan kelas atau mungkin dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi (baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil). Rasa takut ini bisa jadi dikarenakan pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, mungkin pernah dipermalukan di depan umum,dsb. Jika demikian, apa yang dapat dilakukan untuk menolong diri kita sendiri? Raditya menawarkan sebuah solusi jitu yang disebutnya “self-love work”. “self-love work”inilah yang tidak dapat dipisahkan dengan kepercayaan diri itu. Dapat dikatakan bahwa untuk dapat menjadi individu yang memiliki kepercayaan diri perlu mencintai dirinya terlebih dahulu.
Bagian yang tidak kalah menarik adalah bagaimana memberikan kesan pertama yang positif. Ada sebuah penelitian dari psikolog dari Princeton University, Janine Willis dan Alexander Todorov yang mengatakan bahwa terjadi 7 detik pertama sangat menentukan kesan pertama. Dengan demikian, jika ingin memberikan kesan positif, maka sangatlah penting untuk melakukan kontak mata dan memberikan senyum terbaik kita.
Sesi terakhir, Raditya membahas bagaimana cara berkomunikasi di depan umum secara lebih efektif. Ternyata, komunikasi secara verbal hanya menyumbang 7% terhadap keberhasilan komunikasi. Nah loh? Sisanya apa? Sudah jelas, komunikasi non-verbal. Ini berarti bahasa tubuh, penampilan, antusiasme, ekspresi wajah, kontak mata (yang sudah dibahas sebelumnya), cara duduk/berdiri, intonasi dan nada suara sangat menentukan keefektivitasan komunikasi kita di depan umum.
Anak muda, generasi pembangun bangsa, jangan biarkan dunia memandang kalian tidak berpotensi, tidak bisa apa-apa karena kurang pengalaman. Justru karena kalian muda, ada kesempatan untuk memperbaiki diri, mencintai diri bukan bermaksud menjadi pribadi self-centered melainkan belajar menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri.
Tentang Penulis
Febriani Priskila, seorang ilmuwan psikologi khususnya psikologi pendidikan. Berpengalaman sebagai akademisi baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Tertarik mempelajari dan pernah meneliti topik-topik terkait pendidikan anak berkebutuhan khusus dan academic engagement.
Comments :