Pada akhir bulan Januari 2017, Psikologi Binus diundang untuk mengisi kegiatan Pengabdian terhadap Masyarakat (P2M) di SMAN 63 Jakarta. Tema yang diangkat adalah “Motivasi Menuju UN”. Tema tersebut dibagikan kepada siswa-siswi kelas XII yang sedang menyiapkan ujian. Kegiatan dibagi menjadi dua hari, yaitu tanggal 30 dan 31 Januari 2017. Hari pertama diisi oleh Kak Yan Andre Peranginangin dan Kak Carla Adi Pramono dengan peserta dari jurusan IPA. Di hari berikutnya, Ibu Yuni Wulandari dan Bapak Rahmanto Kusendi datang dan mengisi kegiatan dengan peserta dari jurusan IPS.

Sebelum mengisi kegiatan, pembicara sempat berbincang dengan Kepala Sekolah SMAN 63 Jakarta, yaitu Bapak Saryono. Beliau memberikan daftar hasil try out UN yang dilakukan sebelumnya. Beliau menjelaskan bahwa nilai-nilai tersebut dirasa kurang optimal. “Mereka cenderung mengabaikan UN karena bukan menjadi penentu kelulusan,” jelasnya. Alasan inilah yang membuat SMAN 63 mengundang Psikologi Binus untuk mendorong mereka mengerahkan usaha terbaiknya dalam setiap ujian yang dihadapi.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan dari Kepala Sekolah dan dilanjutkan dengan perkenalan pembicara. Setelahnya, pembicara mengajak para siswa untuk melakukan ice breaking. Mereka diminta berdiri dan bermain bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai apa itu motivasi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya. Para siswa yang berjumlah 96 orang tampak memperhatikan penjelasan yang disampaikan.

Penjelasan tidak hanya diberikan melalui ceramah. Untuk mempermudah para siswa dalam memahami, pembicara mengajak seorang siswa laki-laki bermain lempar bola. Ia diberikan tiga kali kesempatan untuk melempar bola dengan instruksi yang berbeda. Inti dari permainan ini adalah penetapan tujuan yang SMART (specific, measurable, attainable, relevant, and time-bound). Ada kalanya para siswa tidak menyadari bahwa target nilai yang dibuat ternyata tidak realistis. Dengan informasi mengenai SMART, diharapkan mereka dapat membuat tujuan yang lebih sesuai dengan kemampuan mereka.

Tidak hanya satu siswa yang diajak bermain. Pada kesempatan kedua, pembicara mengajak beberapa siswa yang dibagi menjadi dua kelompok untuk berlomba. Pembicara mengandaikan mereka sebagai wisatawan yang harus menyeberangi sungai. Dengan keterbatasan yang ada, mereka diminta untuk berpikir mengenai cara penyeberangan. Di permainan ini, pembicara ingin memberitahu bahwa tidak hanya ada satu cara guna melewati ujian yang akan dihadapi. Mereka dapat belajar kelompok, kursus, dan lain sebagainya agar lebih lancar menyelesaikan ujian.

Di akhir kegiatan, pembicara merangkum isi materi hari tersebut dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa siswa tampak ingin bertanya kepada pembicara, terutama menceritakan masalah yang dihadapi terkait dengan motivasi mereka. Akhirnya sesi tanya jawab harus ditutup pada pukul 11.00 mengingat ada kegiatan di jam berikutnya.