Gambar diambil dari: https://image.freepik.com/free-photo/hand-of-businesswoman-writing-on-paper-in-office_1262-2119.jpg

Dalam setahun ini, setidaknya saya mendapatkan tiga permintaan surat rekomendasi dari mantan mahasiswa jurusan Psikologi, Universitas Bina Nusantara, yang mau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Surat rekomendasi ini merupakan salah satu syarat untuk mendaftar program Magister atau Magister Profesi di berberapa perguruan tinggi di Indonesia, (misalnya Universitas Indonesia dan Institute Teknologi Bandung) dan luar negeri. Surat rekomendasi yang ditulis dengan baik, akan berdampak ke hasil seleksi. Melihat pentingnya peran surat rekomendasi ini, ada baiknya kita ketahui dulu tips meminta surat rekomendasi. Akan sangat baik bagi mahasiswa tingkat akhir (tahun ke-3 & 4) untuk mulai memikirkan hal ini.

Kebetulan, saya baru membaca artikel di Monitor on Psychology (Januari 2017) yang sangat relevan bagi mahasiswa yang memerlukan surat rekomendasi maupun bagi dosen pembimbing yang akan menuliskan rekomendasi. Artikel ini ditujukan untuk mahasiswa, dan artikel berikutnya akan ditujukan bagi dosen. Berikut ini beberapa tips yang akan berguna untuk Anda yang memerlukan surat rekomendasi. Yuk simak..

Tips meminta surat rekomendasi

  • Pilih pemberi rekomendasi dengan strategis.

Pilihlah pemberi rekomendasi yang merupakan salah satu dosen yang pernah membimbing dalam kegiatan praktikum, magang, skripis, atau penelitian. Tentu saja, untuk itu Anda perlu melewati tahap praktikum, magang, skripsi, atau menjadi asisten peneliti dari seorang dosen. Oleh karena itu, semakin banyak Anda berkegiatan di bawah bimbingan dosen, semakin banyak dosen yang mengenal dan mengamati cara kerja Anda. Artinya, semakin banyak kandidat dosen di jurusan Anda yang bisa menjadi pemberi rekomendasi. Nah, untuk mahasiswa tahun ke-2 dan ke-3, aktiflah berkegiatan. Ingatlah bahwa kegiatan Anda saat ini akan sangat menentukan isi dari surat rekomendasi Anda. Jadi, jika sudah memiliki rencana melanjutkan studi ke jenjang Magister, carilah kegiatan yang sekiranya akan mendukung cita-cita Anda, dan jalin hubungan baik dengan dosen pembimbing.

  • Pilih seseorang yang sangat mengenalmu, bukan yang sangat terkenal.

Selanjutnya, dari sekelompok dosen yang pernah membimbing Anda, pilihlah yang menurut Anda paling mengenal karakter dan gaya kerja Anda. Biasanya, dosen ini dapat menulis surat rekomendasi yang khas tentang Anda dan ini adalah point yang baik bagi reviewer surat rekomendasi. Mungkin Anda berpikir untuk memilih dosen yang terkenal, tetapi sebaiknya point ini tidak dijadikan kriteria utama. Meskipun dosen tersebut terkenal, tetapi tidak begitu mengenal Anda, maka surat rekomendasi yang ditulispun tidak akan terlalu menggambarkan kepribadian dan kelebihan Anda.

  • Ceritakan pengalamanmu.

Saat meminta surat rekomendasi, sebaiknya Anda juga melampirkan ringkasan resume agar dosen tersebut bisa mengikuti track record mu setelah tidak berinterkasi lagi denganmu. Pastikan mereka tahu kegiatanmu setelah lulus S1, yang relevan dengan jurusan yang akan diambil di S2. Lebih baik lagi jika untuk menceritakan tujuan karir dan kekuatan yang Anda inginkan untuk digarisbawahi dalam surat rekomendasi. Saya sendiri biasanya meminta mahasiswa untuk menuliskan 2 paragraf mengenai kekuatan dan area pengembangan dalam pertumbuhan pribadi, sebagai syarat meminta surat rekomendasi. Saya juga akan mengajak mereka mengobrol mengenai jurusan yang akan diambil, alasan mengambil jurusan tersebut, dan rencana di masa depan setelah lulus.

  • Sediakan waktu yang cukup untuk menulis

Sebaiknya, mintalah surat rekomendasi setidaknya tiga bulan sebelum deadline pengumpulan. Setelah itu, ingatkan kembali dosen beberapa hari sebelum tanggal akhir pengumpulan. Jangan lupa menginformasikan kemana dosen perlu mengirim surat rekomendasi tersebut. Apakah perlu di-upload, di email, atau cukup ditulis tangan dan akan Anda ambil kembali. Saya sendiri akan sangat menghargai jika mahasiswa menemui saya secara personal saat menginformasikan permintaan surat rekomendasi. Kesempatan ini biasanya saya gunakan untuk me-“wawancarai”nya agar saya memiliki bahan untuk menulis surat rekomendasi. Dalam diskusi ini, saya juga akan menginformasikan point yang akan saya tulis, misalnya kelebihannya serta area pengembangan diri.

Demikian tips meminta surat rekomendasi. Semoga bisa membantu Anda mempersiapkan surat rekomendasi dengan lebih baik. Ingatlah untuk mempersiapkan surat ini di awal, bukan mendadak menjelang deadline pengumpulan syarat pendaftaran. Dosen pembimbingmu tentu perlu waktu berpikir dan merangkai kata untuk menghasilkan surat rekomendasi yang baik. Ingin tahu apa saja tips menulis surat rekomendasi untuk dosen? Nantikan artikel berikutnya. Semoga sukses! J

 Referensi:

http://www.apa.org/monitor/2017/01/letter-recommendation.aspx

 Tentang penulis:

Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., Psikolog ialah seorang psikolog klinis dewasa yang tertarik dengan isu hubungan romantis baik pacaran maupun pernikahan, serta trauma. Telah mengikuti workshop Couple and Family Therapy, serta sertifikasi terapis EMDR, dan sertifikasi alat ukur kepribadian Lumina. Bisa dihubungi di pingkan_rumondor@binus.ac.id.