Candu pornografi menjadi salah satu isu paling serius di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jika anda tidak sadar, mulailah berkenalan dan berbenah karena mungkin ia sudah ada di kamar tidur anak anda.

Ada beragam jenis adiksi (kecanduan) yang ada di sekitar kita seperti kecanduan pornografi, internet, handphone (gadget), belanja, dan narkoba.

Kecanduan dibagi menjadi dua jenis:

  1. Kecanduan yang menggunakan elemen kimia (substance) seperti morfin, mariyuna, gorila, sabu-sabu, dan teman-temannya Narkoba.
  2. Kecanduan yang tidak menggunakan elemen kimia (non-substance) seperti berjudi, internet, handphone (gadget), dan seks.

Kecanduan pornografi masuk dalam kategori yang kedua (non-substance). Jika anda punya anak yang lahir mulai tahun 1997 ke atas. Maka artikel ini wajib anda baca hingga tuntas. Karena saat ini mereka masuk dalam kategori anak dan remaja. Untuk lebih jelasnya, anda akan temukan jawaban mengapa anda harus membacanya sampai selesai, setelah anda membaca bagian “Fakta dan data”.

Jika anda belum pernah mendengar istilah kecanduan pornografi atau sedikit yang anda tahu, maka tulisan ini wajib anda baca juga. Kalau anda sudah mengenal istilah kecanduan pornografi, sebaiknya anda teruskan juga membaca artikel ini agar pemahaman anda menjadi lebih utuh. Baiklah, karena semuanya di “wajib”kan membaca, kalo begitu mari kita simak seputar data dan fakta yang saya himpun dari pelbagai sumber.
Fakta dan data

Sebuah survei menyatakan bahwa setiap tahunya ada 72 juta pengunjung website pornografi1. Dalam setiap detiknya 28,000 pengguna internet melihat konten pornografi ! 2. Kebanyakan para penikmat pornografi di internet ini adalah laki-laki (2/3) sedangkan 1/3nya adalah perempuan 3. Email menjadi media untuk berkomunikasi dan bertukar informasi yang sangat personal atau bersifat privat. Angkanya cukup mencengangkan saudara-saudara, untuk setiap harinya ada 2,5 miliar email yang dikirim dan diterima mengandung unsur pornografi ! 4.

Sebuah data penelitian, sempat membuat saya tercengang sejenak !. Bagaimana tidak, ada 70 juta orang mengakses situs pornografi dalam setiap minggunya. Nah 11 jutanya adalah anak-anak di bawah 18 tahun umurnya 5.

Sungguh tragis !

Sebuah survei yang dilakukan secara online mengungkapkan bahwa 83% anak laki-laki dan 57% anak perempuan telah melihat tayangan aktivitas seks secara berkelompok melalui internet 6.

Masih mau lanjut ?.

Yuk kita lihat data dari microsoft tentang perilaku menggunakan internet.

67% remaja menghapus kegiatan online mereka, seperti menghapus browser history (cache) agar orang tua mereka tidak bisa melihat ataupun melacak apa yang telah para remaja ini buka melalui browser internet mereka 7.

Data selanjutnya mungkin akan membuat kita harus semakin waspada tentang bagaimana penggunaan internet di rumah kita sebaiknya dikontrol !

Penelitian mengemukakan bahwa 81% remaja (14 – 16 tahun)
mengakses tayangan-tayangan pornografi dari dalam rumah mereka
8.

Berkenaan dengan data yang diunduh (download) secara global, 35% hasil download tersebut berkenaan dengan pornografi 9. Marketing para produsen pornografi memang luar biasa dalam menjerat anak-anak kita. 70% anak remaja yang disurvei mengatakan bahwa mereka pertama kali bersentuhan dengan pornografi secara tidak sengaja seperti melalui ads, pops-up 10.

Apa yang dimaksud dengan kecanduan pornografi secara ilmiah ?

Anak Anda pasti jauh lebih pintar menggunakan media internet. Di lain sisi, kepintaran itulah yang membuat mereka rentan untuk terjangkit adiksi pornografi. Setelah saya cari-cari dari semua artikel-artikel penelitian yang membahas tentang kencanduan, mereka punya definisi yang secara redaksi berbeda-beda tapi secara makna sama. Oleh karena itu, saya akan mengambil satu definisi yang cukup sering dipakai dalam artikel-artikel ilmiah.

Definisi itu berasal dari American Society of Addiction Medicine (ASAM).

Walaupun organisasinya berhubungan dengan kecanduan obat-obatan tapi definisi yang dihasilkan juga mencakup berbagai jenis kecanduan lainnya, termasuk kecanduan pornografi.

Berikut apa yang dimaksud dengan kecanduan secara umum oleh ASAM.

Kecanduan adalah sebuah penyakit kronis pada jaringan sistem syaraf otak yang berhubungan dengan penghargaan (reward), motivasi, dan daya ingat (memori).


Apa huungannya dengan otak ? Anda bingung dengan definisi yang hanya dua baris ?

Jika iya, silahkan teruskan membacanya !

Saya ingin mengupas definisi di atas satu persatu, dengan harapan mudah-mudahan anda akan paham dengan baik dan bisa sama pikirannya dengan para peneliti kelas dunia di bidang kecanduan pornografi.

#1 Kronis pada jaringan sistem syaraf otak yang berhubungan dengan penghargaan (reward)

Dalam kehidupan yang kita lakukan sehari-hari, sadar atau tidak, selalu melibatkan yang namanya penghargaan (reward). Mulai dari kalimat ini, saya akan menggunakan istilah reward, karena kata tersebut lebih lazim di kalangan para psikolog.

Reward yang sering kita jumpai, beragam bentuknya. Mulai dari uang, pujian, makanan gratis, dan juga aktivitas seksual.

Reward

Apa yang sebenarnya dimaksud dengan reward ?

Reward adalah sesuatu yang dapat menyebabkan sebuah perilaku bisa terulang lagi di masa depan.

Lalu kenapa reward bisa menyebabkan sebuah perilaku itu muncul lagi di masa depan ?.

Jawabannya: karena reward itu menyentuh hal-hal yang bersifat alamiah di dalam tubuh manusia.

Anda makin bingung dengan penjelasan tentang reward di atas ?.

Mari kita sama-sama membaca contoh berikut ini agar para pembaca bisa dalam satu pikiran dengan saya.

Istilah reward ini sangat penting untuk dipahami di awal !

Karena kata “reward” akan banyak bermunculan dalam artikel-artikel selanjutnya.

Berikut contohnya :

Iko Lapar kemudian Iko makan nasi. 3 jam kemudian Iko merasa lapar lagi. Lalu ia makan nasi lagi. Seperti dikemukakan di atas bahwa reward adalah sesuatu yang bisa membuat sebuah perilaku muncul lagi. Baik dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, atau bahkan tahunan.

Dalam kasus Iko, makan nasi adalah sebuah bentuk perilaku yang berulang.

Kenapa perilaku itu bisa terulang ?

Karena perilaku tersebut (makan nasi), setelah dilakukan, rupanya menimbulkan reward– karena bisa menghilangkan rasa lapar.

Reward itu biasanya bersifat natural dimana ia dapat memuaskan kebutuhan alamiah manusia.

Secara alamiah, makanan dapat menghilangkan rasa lapar ditubuh manusia. Oleh sebab itu, perilaku makan nasi akan berulang dikemudian hari jika rasa lapar datang menyerang.

Berdasarkan pengalaman, makan nasi itu mengandung unsur reward yang dapat menghilangkan rasa lapar secara biologis.

Kalo tadi kita berbicara dengan konteks makanan, kini kita ambil satu contoh dengan keinginan dan perilaku seks.
Dikarenakan perilaku dan keinginan seksual itu bersifat alamiah- sudah menjadi stelan “pabrik”-Nya secara built-in.

Maka, apapun yang dapat memuaskan kebutuhan seks tersebut bersifat menghasilkan reward yang dapat memunculkan perilaku pemuasan itu lagi di masa depan.

Oleh karenanya, kegiatan apapun yang berhubungan dengan seks, jika sekali saja disentuh oleh anak-anak dan remaja, akan terus menerus dilakukan.

Karena hal itu menghasilkan reward bagi mereka. Lebih tepatnya menyentuh dan memuaskan sisi natural dan alamiah pada diri sang anak dan remaja. Yakni, Seks !

Alhasil, anak akan terus mengakses pornografi (aktifitas yang berulang) di internet hingga kehilangan kemampuan mengkontrol diri dan menjadi seorang pecandu pornografi.

Jadi, yang disebut sebagai kecanduan pornografi adalah sebuah kondisi dimana sistem syaraf yang mengatur reward, motivasi, dan memori seseorang telah menjadi kacau-balau dan rusak.

Hal ini disebabkan karena adanya konten pornografi yang sangat aktif secara berlebihan di dalam pikiran anak dan remaja.

Dengan demikian, kinerja otak menjadi lumpuh.

Anak tak lagi dapat menjalani kehidupan sehari-harinya secara normal.

Seperti tak ada lagi semangat untuk pergi ke sekolah.

Jangan dibiarkan !

Jika tak segera mengambil tindakan, adiksi pornografi akan menjadi tak terkendali dan mengancam masa depan si buah hati !

Kecanduan pornografi adalah penyakit otak yang mematikan seluruh aspek kehidupan.

Hari ini dan seterusnya…

Referensi:

Kecanduan pornografi: Penyakit otak tak terkendali yang mengancam si buah hati !

by ihshan Gumilar