TO-DO LIST OR WISH-LIST?
Artikel saya sebelumnya berbicara mengenai prokrastinasi. Tulisan saya kali ini ada hubungannya dengan topik tersebut yakni time management dan goal setting. Time management ternyata memiliki peran sangat penting dalam usaha mengurangi kecenderungan melakukan prokrastinasi. Dalam sebuah artikel dari Effective Learning Service, Bradford University, School of Management mengatakan bahwa dengan mengatur waktu, individu dapat menolong dirinya sendiri untuk merasa mengontrol dirinya untuk atas tugas-tugas yang harus dilakukan. Artikel tersebut juga menyebutkan hasil survey yang dilakukan oleh Steele juga mendukung pernyataan di atas bahwa time management yang di dalamnya termasuk proses goal setting menjadi kontributor penting dalam usaha mengurangi terjadinya prokrastinasi. Dengan mengatur waktu dan kegiatannya akan dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kepercayaan diri. Hasil akhirnya adalah individu dapat menikmati hidup yang seimbang antara tugas-tugas yang fixed seperti studi dan pekerjaan maupun yang flexible seperti kehidupan sosial, tidur dan rekreasi.
Salah satu metode sederhana untuk menerapkan konsep time management dan goal setting adalah membuat to-do list. Hal ini akan membantu kita mengidentifikasi beberapa hal, alasan mengapa kita melakukannya, timeline untuk menyelesaikan, dan mencatatnya sebagai reminder. Ada beberapa kekeliruan yang mungkin Anda dan saya selama ini lakukan yakni menuliskan daftar dengan sangat panjang. Menurut studi yang dilakukan oleh Benjamin Cornwell, PhD, Associate Professor of Sociology dari Cornell University, bahwa memang orang keliru dalam membuat to-do list sehingga daftarnya menjadi sangat panjang. Untuk membuat to-do list trik yang perlu dilakukan adalah: start small ! Tuliskan maksimal lima hal yang paling penting, namun perlu menambahkan detail sehingga dapat teridentifikai seberapa rumit tugas-tugas tersebut. Daftar yang pendek ini juga membantu kita lebih fokus serta lebih bersemangat untuk menyelesaikan. Saya sudah melakukan metode ini untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor and it works!. Apa yang saya lakukan?
- Menulis rencana jangka panjang terlebih dahulu sebagai reminder untuk merencanakan strategi dan
- Menuliskan tugas yang paling penting dan harus diselesaikan dengan segera. Saya membuatnya daily dan berkomitmen untuk menyelesaikannya.
- Tulis dan tulis semuanya! Saya menyediakan alat tulis dan sticky notes di kamar kost dan meja saya. Jadi jika saya tiba-tiba mengingat bahwa perlu mengerjakan beberapa hal yang penting (biasanya menjelang tidur), saya bisa langsung menulis dan menempelnya. Nancy Molitor, PhD, profesor dari American Psychological Association mengatakan bahwa stres biasanya muncul ketika kita mengingat suatu hal yang harus dilakukan, namun belum sempat dilakukan. Noted!
- Menghindari distraksi. Distraksi terbesar saya adalah handphone. Setiap handphone saya bergetar, saya pasti tergoda untuk membukanya. Nah, trik yang saya lakukan adalah saya harus menyelesaikan pekerjaan saya sebanyak 50% terlebih dahulu, baru saya dapat membuka handphone, itupun saya memberikan waktu (biasanya paling lama 10 menit).
Dengan demikian, to do list bukanlah to-do list kalau tidak dapat dilakukan dan diselesaikan. Pada akhirnya hanya akan menjadi wish-list, bukan? Plan it, then do it !
Referensi
Effective Learning Service, Bradford University, School of Management. (2007). Procrastination: what it is, why we do it, what we can do about it. Retrieved from http://www.bradford.ac.uk/academicskills/media/learnerdevelopmentunit/documents/academicsk illsresources/timemanagementandrocrastination/Teach-Yourself-Overcoming-Procrastination.pdf
Tentang Penulis
Febriani Priskila, seorang ilmuwan psikologi khususnya psikologi pendidikan. Berpengalaman sebagai akademisi baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Tertarik mempelajari dan pernah meneliti topik-topik terkait pendidikan anak berkebutuhan khusus dan academic engagement.
Comments :