Minggu lalu, saya mengikuti Town Hall Meeting di Auditorium BINUS Anggrek. Acara ini merupakan acara tahunan yang biasanya terdiri dari beberapa agenda seperti Management Update, Talk show dan beberapa Entertainment.  Bagian yang biasanya paling ditunggu-tunggu adalah talk show. BINUS biasanya mengundang pembicara yang sangat inspiratif. Tahun ini, BINUS mengundang René Suhardono, seorang career coach dan social entrepreneur. René mulai dikenal banyak orang sejak ia mengeluarkan buku pertamanya bertajuk “Your Job Is Not Your Career” dan mengisi salah satu program di Kompas TV. Dari semua hal yang disampaikan oleh René ada satu bagian yang membuat saya sedikit termenung dan akhirnya memilih judul di atas (judul tersebut terdapat dalam buku “Your Job Is Not Your Career”). René menyampaikan bahwa bekerja di sebuah organisasi, jika kita melihat diri kita berdasarkan organizational structure kita akan melihat diri kita sangat jauh dari posisi top management, kita akan cenderung bekerja hanya berdasarkan Job Description karena menganggap posisi kita kecil dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap organisasi. Namun, jika kita melihat  diri kita sebagai bagian yang penting dan turut berkontribusi atas pencapaian kinerja, maka kita akan bekerja sesuai dengan talenta yang dimiliki bahkan beyond expectation.

FI-sukses

Bekerja. Mengapa bekerja? Mencapai kesuksesan yang diharapkan? Sebagian besar dari kita akan menjawab “Tentu saja!” Tapi perlu dipastikan kembali definisi kesuksesan dari setiap pribadi berbeda-beda. Popularitas? Semua job description terpenuhi dan mendapatkan promosi jabatan? Apakah cukup dengan itu? Berikut ini saya ingin menceritakan beberapa pengalaman saya berkaitan dengan arti kesuksesan.

Beberapa minggu yang lalu,  saya menonton film animasi “Sing”. Dalam sebuah dialog antara karakter koala bernama Buster Moon dan asistennya, Buster menyatakan bahwa teater yang megah yang dimilikinya saat ini adalah hasil jerih payah ayahnya. Ayahnya bekerja sebagai pencuci mobil dengan menggunakan ember sederhana. Ember tersebut masih disimpan oleh Buster agar selalu mengingatkannya bahwa kesuksesan adalah buah dari ketekunan dan kesabaran. Tidak perlu melakukan hal-hal yang besar, cukup dengan tekun melakukan hal yang disukai dan memang menjadi kekuatan/keahlian.

Saya pernah melihat dua orang wanita yang menggunakan seragam yang berbeda dari cleaning service yang ada di kantor saya. Mereka mengangkat tempat sampah khusus membuang pembalut. Ini membangkitkan rasa penasaran saya. Akhirnya saya bertanya kepada pimpinan cleaning service mengapa kedua wanita itu menggunakan seragam yang berbeda, apakah perusahaan outsource untuk cleaning service diganti. Ternyata tidak. Kedua wanita itu berasal dari bagian yang membersihkan tempat sampah khusus pembalut. Mereka memang well-trained dalam membersihkan tempat sampah tersebut sehingga dihire oleh perusahaan.

Belum lama ini saya juga membaca sebuah quote dari seorang aktor Amerika ternama yang juga dikenal sebagai pegulat, Dwayne Johnson. Ia mengatakan bahwa kesuksesan tidak melulu berbicara ketenaran dan kejayaan tetapi mengenai konsistensi dan kerja keras.

Dari pengalaman saya di atas saya ingin menyampaikan beberapa hal yang menjadi self-note bagi saya. Bekerja untuk mencapai kesuksesan sah-sah saja. Namun, kesuksesan yang dimaksud memiliki dua arah. Kesuksesan yang dicapai ketika dapat menjadi yang paling baik dan diakui atau kesuksesan yang dicapai ketika berhasil menjadi diri terbaik. Itu pilihan. Jika memilih yang kedua, cobalah untuk melihat diri sebagai bagian yang dari sebuah ekosistem organisasi yang turut memberikan  kontribusi terlepas dari besar kecilnya peranan. Kita tidak perlu mengetahui segala hal, menjadi ahli dalam berbagai bidang, cukup menjadi terbaik dalam bidang yang kita sukai, lakukan dengan konsisten.

Penulis:  Febriani Priskila