Kesenian Genjring Bonyok memiliki corak kehidupan dan perkembangan yang agak berbeda dengan kesenian lain yang tumbuh dan berkembang di Kecamatan Pagaden kabupaten Subang. Kesenian mampu berkembang lebih cepat, mendapat popularitas lebih cepat dan diterima oleh masyarakat sebagai kesenian tradisional miliknya sendiri yang dapat dinikmati.

Pengertian Genjring Bonyok asal mula dari Genjring dan Bonyok. Genjring adalah waditra berkulit yang memakai semacam anting-anting terbuat dari besi atau perunggu sebagai penghias seperti rebana. Sedangkan Bonyok adalah nama daerah di desa Pangsor Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang. Genjring bonyok artinya kesenian Genjring yang awal mulanya berada di daerah Bonyok. Kesenian merupakan salahsatu jenis seni musik tradisional (karawitan) yang alat musiknya terdiri dari Genjring, Bedug, Kecrek, Tarompet dan Goong.

Pertumbuhan dan perkembangan kesenian ini tidak lepas dari keadaan lingkungan masyarakat penduduknya. Maksudnya semakin meningkat kehidupan masyarakat, pengalaman estetis masyarakat dan semakin banyak munculnya pemahaman-pemahaman baru tentang Genjring Bonyok akan berpengaruh besar terhadap eksistensi kesenian tersebut. Jauh sebelum Genjring bonyok lahir, di kampung Bunut Desa Pangsor Kecamatan pagaden telah ada kesenian genjring yang dipimpin oleh Sajen. Kesenian merupakan cikal bakal lahirnya Genjring Bonyok.

Sumber: http://www.kotasubang.com/47/genjring-bonyok

Mau tau seperti apa tarian ini? kita saksikan videonya dibawah yuk! Mereka adalah Mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara yang mempersembahkan tarian Genjring pada acara Kompetisi Nasional Debat yang diselenggarakan oleh Himpunan Psikologi Binus (HIMPSIKO). Acara ini bertemanakan Indonesian Culture 🙂

Nama-nama mahasiswi tersebut adalah:

Aminah
Adiska Uswa
Anissa Anariar
Saarah Andriani
Delaya Sudirman
Annisa Rahmah Usmani
Dinda Aprilia
Dara larasati
Hanni amelia
Denna Prastika
Giani Saskya Nayandra
Marsha safi natus