Rabu, 7 Oktober 2015. Pukul 07.00. Ketika sejumlah siswa sedang berolah raga, saya berdiskusi dengan salah seorang guru. Pak Theo, begitu ia bisa disapa oleh murid-muridnya. Ia menangkap semua gejala yang tidak biasa di antara murid-muridnya. Sudah beberapa tahun belakangan ini, ia resah dengan gaya interaksi para muridnya, terlebih bagaimana mereka berinteraksi dengan orang-orang yang lebih tua. Tidak terasa lagi sopan-santun. Bukan karena romantisme maupun gila hormat, namun keresahannya timbul karena kepedulian kepada para muridnya. Kepedulian bahwa tergambar peluang besar para muridnya akan menjadi individu yang egois dan tidak dapat menghargai orang lain, bukan hanya orang yang lebih tua.
Diskusi singkat itu mengawali kegiatan saya di SMU St. Patricia, Tangerang. Hari itu saya didapuk sebagai pembicara bagi para siswa kelas XI dan XII. Materinya terkesan sederhana namun cukup mendalam, yaitu menghargai sesama, yang kemudian saya beri judul: Aku dan Sesamaku.
Didampingi oleh tim Marketing Universitas Bina Nusantara, saya membuka pembicaraan dengan para siswa. Saat itu tepat pukul 8 pagi. Ada sekitar 80 siswa, yang di hari ini menggunakan seragam Pramuka. Materi saya buka dengan diskusi mengenai adaptasi dan peran penting kemampuan beradaptasi bagi perkembangan manusia. Para siswa memahami bahwa kemampuan beradaptasi membuat manusia mampu untuk bertahan hidup di lingkungannya.

image

Dengan bahasa yang saya coba sederhana, para siswa saya ajak untuk melihat bahwa dalam beradaptasi di lingkungan sosial, satu hal yang penting untuk dilakukan adalah memahami diri sendiri. Setelah itu barulah memahami orang lain. Bukan dalam artian menjadi egois terlebih dahulu, melainkan mengenal diri sendiri dan memahaminya menjadi penting dalam berinteraksi dengan orang lain. Tanpa memahami diri sendiri, sulit bagi seseorang untuk bisa memiliki penghargaan terhadap diri sendiri, yang dengan sendirinya juga akan sulit untuk dapat menghargai orang lain.
Pemahaman tentang diri sendiri saya pandu dengan menggunakan sudut pandang Lumina, yang berfokus pada gambaran kepribadian berbasis teori Jung. Para siswa, selama 20 menit, mengisi kuesioner Lumina yang oleh tim Psikologi BINUS disederhanakan menjadi 20 butir tanpa mengurangi maknanya. Setelah mereka mengisi, selama 45 menit saya mendiskusikan apa arti dari hasil pengerjaan mereka, seperti apa gambaran sederhana kepribadian mereka dari hasil tersebut.
Prinsip pemahaman tentang diri sendiri kemudian digunakan untuk mengenali dan memahami orang lain. Baru setelah itu, saya membicarakan bagaimana prinsip yang serupa digunakan untuk menjadi landasan di dalam interaksi antar-individu.
Dalam materi terakhir itu, saya menganalogikan semua tindakan kita kepada orang lain sebagai hadiah, kado. Siapa yang tidak pernah menerima hadiah, walau hanya sekali, walau hanya sedikit, dari orang lain? Emosi yang timbul dari para siswa ketika menerima hadiah antara lain adalah senang dan terkejut, ada juga yang mengatakan terharu. Satu kesamaan dari emosi yang mereka rasakan adalah semuanya adalah emosi positif. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa mereka masih ingat siapa yang pernah memberi mereka hadiah. Kesadaran mereka itu memperlihatkan bahwa kita selalu mengingat orang yang berkesan positif bagi kita.
Dari titik kesadaran tersebut, para siswa saya ajak untuk juga melihat bahwa semua tindakan, perilaku, maupun tutur kata yang kita lakukan dan sampaikan kepada orang lain adalah hadiah yang kita berikan kepada mereka. Begitu pula sebaliknya, bagaimana orang lain memperlakukan kita adalah hadiah bagi diri kita sendiri. Sebagaimana setiap orang berusaha memberikan hadiah yang terbaik bagi kawannya, bagi orang lain, maka hendaknya begitu pula ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Hadiah yang terbaik itu sangat sederhana, rangkum para siswa, yaitu sesuatu yang sesuai dengan orang tersebut, dibutuhkan, dan mampu membuatnya berkembang.
Pembicaraan dan diskusi berakhir pukul 09.20. Setelah menutup dengan ucapan terima kasih, saya berpamitan dengan para siswa dan guru SMU St. Patricia. Hari ini, saya mendapatkan hadiah yang sangat indah dari mereka. Terima kasih.