Ayu Meda Noer Chintyaningsih – 1501169165

1.1. Latar Belakang

Saat ini memiliki tubuh yang ideal adalah hal yang paling penting bagi wanita, terutama para remaja putri. Sehingga banyak yang melakukan diet ketat demi membentuk tubuh / body image yang ideal. Masa remaja sendiri merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Remaja akan berusaha untuk berpenampilan menarik. Dalam beberapa hal kebanyakan dari remaja putri merasa kurang puas terhadap keadaan diri sendiri. Mereka menginginkan pinggang, paha, perut, lengan, dan betis yang lebih kecil. Oleh sebab itu, urusan Body Image dianggap perkara besar yang harus dipikirkan. Remaja putri adalah sosok yang sedang berkembang baik dari segi fisik maupun seksual. Bila ditinjau dari hubungan antara perkembangan psikososial dan perkembangan fisik, nampak bahwa perkembangan fisik memberikan impuls-impuls baru pada perkembangan psikososial. Sebaliknya, reaksi individu terhadap perkembangan fisik tergantung lagi dari pengaruh lingkungannya dan dari sifat pribadinya sendiri, yaitu interpretasi yang diberikan terhadap lingkungan itu. Perkembangan organ-organ genital (seksual) baik di dalam maupun di luar badan juga sangat menentukan dalam pola perilaku, sikap, dan kepribadian. Remaja putri pada umumnya kurang siap dalam menghadapi perkembangan dan perubahan bentuk tubuhnya. Hurlock menyatakan hanya sedikit remaja yang mengalami kateksis tubuh atau merasa puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan lebih banyak dialami dibeberapa bagian tubuh tertentu. Dion dkk (dalam Hurlock) menerangkan alasan mengapa kepuasan terhadap perubahan fisik yang terjadi ketika tubuh anak beralih menjadi dewasa adalah sangat penting. Disamping itu, kekhawatiran untuk menjadi gemuk pada remaja memaksa mereka untuk mengurangi jumlah pangan yang seharusnya di makan (Browel KD dan Rodin J, 1994). Mereka juga melakukan diet yang sebenarnya malah tidak dianjurkan oleh ahli gizi. Perilaku inilah banyak dijumpai pada remaja putri dengan Body Image Dissatisfaction.

Menurut Cash dan Pruzinsky dalam Thompson et al. (1999) menyatakan bahwa body image terbentuk oleh persepsi, emosi, sensori fisik, dan tidak statis, tetapi dapat berubah sesuai dengan mood, perubahan fisik, dan lingkungan. Karena perubahan fisik remaja yang sangat signifikan terjadi saat mengalami pubertas, mereka kemungkinan besar mengalami perubahan persepsi yang sangat tinggi mengenai body image mereka. Body image sangat banyak dipengaruhi oleh self-esteem dan self-evaluation, daripada pengaruh eksternal lainnya. Itu bisa menjadi pengaruh yang sangat kuat dan dipengaruhi juga oleh budaya dan standarisasi masyarakat mengenai penampilan dan kecantikan.

Bahkan mereka yang sudah memiliki tubuh yang idealpun masih saja melakukan diet demi dipandang sempurna oleh orang-orang disekitarnya. Diet sering disalahartikan sebagai usaha mengurangi makan untuk mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti ini yang sebenarnya adalah mengatur pola makan.

Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) (2009), diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan. Tidak seperti diet yang kebanyakan dilakukan remja putri sekarang dengan tidak mengkonsumsi makanan sama sekali.

Melakukan diet berarti membatasi dengan cermat konsumsi kalori atau jenis makanan tertentu, selama dilakukan dengan proporsional dengan memperhatikan kebutuhan tubuh, diet dapat membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat. Akan tetapi jika dilakukan secara sembarangan dapat berakibat fatal. Menurut survey Horm dan Anderson (dalam Grogan, 2008) menunjukkan bahwa 40 % perempuan melakukan pengurangan berat badan secara tidak sehat. Banyak pakar kesehatan yang menyalahkan program diet yang justru membuat mereka terjangkit eating-disorder dimana pada akhirnya mengakibatkan peningkatan terjadinya anoreksia atau kegagalan makan yang kronis, yang mengakibatkan setengah kelaparan, dan terjadinya bulimia, dengan usaha memuntahkan kembali, berpuasa, atau penyalahgunaan obat pencahar berlebihan (Polivy dan Herman, 1985).

Seorang wanita umumnya melakukan diet karena merasa kurang puas dengan tubuhnya. Body image adalah persepsi, pikiran dan perasaan seseorang tentang tubuhnya. Seseorang yang memiliki body image positif, akan merasa bahwa tubuh dan penampilannya cantik dan menarik, walaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya kurang menarik, namun bila seseorang memiliki body image yang negatif, akan merasa tubuh dan penampilannya kurang menarik dan kurang percaya diri (Grogan, 2008).

Penelitian yang dilakukan Charles dan Kerr (dalam Grogan, 2008) menemukan bahwa kebanyakan wanita tidak puas dengan tubuhnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dari 200 wanita yang diwawancarai, 177 wanita peduli dengan berat badan dan 153 diantaranya cukup prihatin dengan pola makan, sedangkan 23 sisanya belum pernah melakukan diet atau khawatir tentang berat badan mereka. Sebagian besar tidak berhasil menerima tubuh mereka. Area tubuh yang paling menyebabkan ketidakpuasan adalah payudara (terlalu kecil atau terlalu besar), kaki (terlalu gemuk atau terlalu kurus), perut (tidak datar cukup), dan pantat (terlalu besar atau terlalu kurus).

Gambaran seseorang mengenai tubuhnya lebih bersifat subjektif. Apabila seseorang menganggap kondisi fisiknya tidak sama dengan konsep idealnya, maka individu tersebut akan merasa memilki kekurangan secara fisik meskipun dalam pandangan orang lain sudah dianggap menarik. Keadaan seperti itu yang sering membuat seseorang tidak dapat menerima kondisi fisiknya secara apa adanya sehingga body image menjadi negatif. Jika seorang wanita merasa gemuk dan memiliki berat badan yang berlebih, mereka cenderung merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya dan menginginkan berat tubuhnya berkurang. Kesenjangan yang terlalu jauh antara tubuh yang dipersepsi dengan gambaran idealnya akan menyebabkan penilaian yang negatif terhadap tubuhnya, hal tersebut yang mendorong seseorang untuk mengambil keputusan berdiet yang pada dasarnya dilakukan untuk mengurangi tekanan karena penilaian yang negatif terhadap body image yang tidak sesuai dengan gambaran idealnya.

Dari paparan diatas, dapat memunculkan asumsi bahwa citra diri atau Body Image sangat berpengaruh pada remaja putri dalam membentuk perilaku makannya dengan mengurangi jumlah pangan (diet) dengan tujuan agar bisa diterima dilingkungannya. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui apakah ada tidaknya hubungan antara body image dengan perilaku diet remaja putri. Karena itulah peneliti melakukan penelitian dengan judul, “Hubungan antara Body Image dan Perilaku Diet Remaja Putri ,khusunya diangkatan 2017 Jurusan Psikologi Universitas Buna Nusantara.

1.2 Variable

  1. Body Image

Menurut Cash dan Pruzinsky (dalam Thompson et al, 1999) body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.

  1. Perilaku Diet

Muda (2003) Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya ( biasanya atas petunjuk dokter ), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit.

 

1.3 Hubungan anta Variabel

Body image bagi remaja merupakan suatu hal yang penting karena pada masa ini remaja banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis. Biasanya remaja mulai sibuk dengan penampilan fisik mereka dan ingin mengubah penampilannya. Keinginan ini dikarenakan remaja sering merasa tidak puas dengan penampilan dirinya. Pada umumnya, remaja puteri lebih kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak body image yang negatif, dibandingkan remaja laki-laki selama masa pubertas. Saat ini, diet merupakan salah satu cara yang paling populer untuk menurunkan berat badan karena dapat dilakukan semua orang, tidak mahal, dan tidak menimbulkan efek samping yang langsung terasa. Hal ini pula yang dilakukan oleh remaja puteri. Jadi dapat disimpulkan bahwa body image sangat kuat berpengaruh pada masa remaja, terutama bagi remaja puteri.

1.4 Hipotesa

Berdasarkan atas uraian di atas, maka dapat di ajukan hipotesa :

Bahwa terdapat korelasi antara body image dengan perilaku diet pada remaja putri Angkatan 2017 Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara, yang mana apabila semakin positif body image remaja puteri maka intensitas perilaku diet akan semakin rendah. Sebaliknya, apabila semakin negatif body image remaja puteri maka intensitas perilaku diet akan semakin tinggi.