hubungan konformitas kelompok dapat berpengaruh terhadap dorongan membeli remaja melalui online shop
Metode Penulisan Ilmiah dan Proposal
JESSICA PRISKA P
1601273922
LA64
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Remaja sekarang pada umumnya menyukai segala sesuatu yang instant dan serba cepat. Maka dengan seiringnya kemajuan teknologi beserta sosial media, demikian semakin tinggi pula konfromitas daya beli seseorang dengan adanya teknologi “Online Shop” maka para remaja semakin konsumtif dengan barang-barang yang akan dibeli di online shop.
Perilaku konfromitas juga menjadi salah satu daya ukur untuk membeli online shop dengan mempersuasi satu sama lain dan adanya rasa gengsi jika sebuah kelompok memiliki suatu barang yang sedang kekinian (trend) maka timbulnya keinginan memiliki karena adanya perasaan konfromitas dalam sebuah kelompok. Sebagai contoh jika si A memiliki iPhone terbaru, yaitu iPhone 6, maka anggota yang lain merasa harus pula memilik iPhone 6 terbaru tersebut meskipun hanya ikut-ikutan. Dengan adanya online shop yang lebih mudah untuk dilihat melalui social media seperti Instagram dan tentunya dengan harga yang lebih murah sesuai dan tetap mengikuti model trend masa kini seperti kata Dimas “Saya waktu itu lihat sepatu nike langsung dan harganya sangat mahal begitu saya cari-cari di online shop ternyata ada yang lebih murah jadi saya lebih pilih yang di online shop, ya yang penting sepatunya ada dan tetep mengikuti perkembangan jaman. Online shop tentu menawarkan harga yang lebih murah dan membuat remaja tergiur dan akhirnya membelinya.
Kemajuan dan perkembangan jaman yang ditandai dengan meningkatkan teknologi menimbulkan adanya tawaran berbagai jenis produk di pasaran. Para produsen dan pengiklan mengemas produk sedemikian rupa serta memanipulasi cara pandang yang dapat mempengaruhi emosi dan sikap konsumen sehingga keputusan dalam pembelian menjauhkan dari aspek rasional dan fungsional.
Dalam pembelian tiap individu melakukan suatu proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang yang didasarkan pada kebutuhan atau keinginan yang harus terpenuhi (Assael, 1992). Dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan atau keinginan yang harus terpenuhi. Hal tersebut lah yang membuat terjadinya pembelian yang dilakukan oleh seorang individu. Tak jarang barang yang dibeli bukanlah sesuatu yang dibutuhkan melainkan ada faktor sosial, ekonomi, psikologi, perkembangan fisik, religious dan sebagainya. (Swastha & Handoko, 1987)
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah yang membuat anak remaja cenderung berperilaku Konformitas?
- Mengapa Online Shop menjadi sarana yang menarik sebagai tempat pembelian anak remaja berbelanja?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meilhat apakah ada hubungan konformitas kelompok dapat berpengaruh terhadap dorongan membeli remaja melalui online shop.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
- Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam ilmi Psikologi, terutama Psikologi Konsumer mengenai konformitas kelompok terhadap dorongan membeli remaja melalui online shop
- Manfaat Praktis
- Bagi sekelompok pergaulan remaja agar lebih memperhatikan mana yang menjadi prioritas kebutuhan dan mana yang menjadi konformitas belaka hanya karena rasa gengsi terhadap kelompok pertemanan.
- Bagi orang tua sehendaknya mengingatkan bahwa uang yang diberikan oleh orang tua bukan untuk dihamburkan dengan tergiur belanja murah melalui online shop, melainkan di ajarkan untuk membeli hal yang prioritas atau untuk ditabung.
- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian yang terkait dengan pengaruh konformitas kelompok terhadap dorongan membeli remaja terhadap online shop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Variabel
Variabel I : Konformitas.
Variabel II : Dorongan membeli remaja melalui online shop.
Definisi Variabel I : Pengertian konformitas menurut Strang (dalam Al-Mighwar, 2006) konformitas teman sebaya merupakan bentuk usaha yang dilakukan remaja untuk bersikap sesuai dengan norma-norma kelompoknya agar dapat diterima sebagai anggota kelompok dan menghindari ketidaksamaan atau keterkucilan.
Konformitas merupakan faktor internal yang berbentuk dari lingkungan sosial remaja yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku membeli impulsive pada remaja, karena konformitas muncul dalam pribadi remaja akibat pembelajaran dari lingkungan social remaja atau pengaruh dari pergaulan teman sebaya (Aronson, 1992).
Definisi Variabel II : Onlien Shopping merupakan sebuah sistem terbaru dalam berbelanja yang sekarang banyak dipilih oleh konsumen untuk berbelanja, dan sasaran utama adalah para remaja. Online shop menawarkan cara yang mudah dan cepat dalam proses transaksi yang dilakukan di sosial media.
Sejak kehadiran internet dan maraknya sosial media para pedagang telah berusaha membuat toko online dan menjual produk kepada
mereka yang sering menjelajahi dunia maya (internet). Para pelanggan dapat
mengunjungi toko online (online store) dengan mudah dan nyaman, mereka dapat
melakukan transaksi dimana pun mereka mau. Banyak pilihan yang ditawarkan produsen jasa online shop seperti, pakaian, gadget, jam tangan, dan bahkan jasa EO (Event Organinizer).
Laudon (1998), mendefinisikan E-commerce atau online shop adalah sebagai berikut:
“E-Commerce atau biasa disebut online shop adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis”.
- Relasi Kedua Variabel
Kedua variable berhubungan dengan konformitas kelompok terhadap dorongan membeli remaja melaluin online shop. Disini dijelaskan bagaima kebanyakan remaja menjadi salah satu compulsive buying, yaitu membeli suatu barang yang tidak mereka perlukan secara berlebihan dan yang mereka ikuti adalah kelompoknya, bagaimana salah kelompok membeli satu barang yang diyakini bagus dan mencoba mempersuasi anggota kelompok lain bahwa barang yang dibeli individu tersebut bagus dan patut dibeli pula oleh anggota kelompok lain. Konformitas adalah bentuk dari lingkungan sosial remaja yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku membeli impulsive pada remaja, karena konformitas muncul dalam pribadi remaja akibat pembelajaran dari lingkungan sosial remaja atau pengaruh dari pergaulan teman sebaya karena adanya rasa kesetia kawanan atau perasaan gengsi, bahwa jika satu anggota membeli barang yang diyakini bagus maka anggota lain merasa harus membeli hal yang sama dengan temannya tersebut agar setara atau sama dengan kelompok. Lalu apakah hubungannya dengan online shop? Online shop adalah sarana yang paling tepat yang dijadikan tempat oleh remaja sebagai pusat perbelanjaan online yang praktis, mudah dan murah. Banyak remaja yang dengan mudahnya mendapatkan barang yang mereka inginkan melalui online shop. Persuasi dari satu anggota kelompok dapat membuat anggota kelompok lain ikut-ikutan membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan tetapi dengan tawaran online shop yang praktis, mudah, dan tentunya murah membuat anggota kelompok lain ikut membeli barang yang dibeli oleh anggota lain.
2.3 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif antara tingkat konformitas kelompok terhadap dorongan membeli remaja melalui online shop. Semakin tinggi seorang individu dalam kelompok konformitas maka semakin tinggi pula dorongan remaja dalam kelompok tersebut untuk membeli barang melalui online shop. Sebaliknya jika seorang remaja dalam kelompok konformitas tersebut memiliki konformitas kelompok yang rendah semakin rendah pula dorongan membeli dalam online shop.
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3289/Bab%202.pdf?sequence=4
Comments :