PENGARUH MOTIVASI BELANJA HEDONIS TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI JAKARTA
PENGARUH MOTIVASI BELANJA HEDONIS TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI JAKARTA
Metode Penelitian Ilmiah dan Proposal
LA64
A. Endang Kusumawardani Amir 1601270896
Latar Belakang
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang mengarahkan orang tersebut untuk mencari cara dalam mencapai tujuannya. Dalam diri seseorang pasti memiliki suatu keinginan dan kebutuhan akan sesuatu yang mereka inginkan, keinginan dan kebutuhan tersebut akan memberikan dorongan dan motivasi didalam diri seseorang. Dorongan tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.teori motivasi yang sering digunakan adalah teori kebutuhan Maslow, yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi yang bertingkat-tingkat(yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosialisasi, penghargaan, dan jati diri). Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dari tingkatan terbawah naik ketingkatan yang diatasnya.
Bagi sebagian orang, berkunjung ke suatu pusat perbelanjaan adalah suatu keharusan dan bagian dari aktivitas atau kehidupan rutin setiap hari. khususnya untuk remaja putri di Jakarta. Aktivitas konsumen dapat dibagi dua, yaitu shopping dan mengkomsumsi. Di dalam memenuhi keinginan aktivitas tersebut konsumen akan memilih tempat dimana ia memperoleh kebutuhan yang diinginkan. memilih tempat berbelanja atau membeli dapat diartikan bahwa konsumen menjalani satu proses pencarian toko eceranm, kemudian konsumen berinteraksi dengan lingkungan tempat berbelanja (Woodworth dalam Sudaryana, 2001).
Belanja sendiri merupakan kata yang sering digunakan sehari-hari dalam konteks perekonomian, baik di dunia usaha maupun di dalam rumah tangga. Belanja juga punya arti tersendiri bagi remaja. Loudon dan Bitta (1984) menyatakan bahwa remaja adalah kelompok yang berorientasi konsumif karena kelompok suka mencoba bal-hal yang dianggap baru. Jatman (dalam Lina dan Rosyid, 1997) juga mengatakan bahwa remaja sebagi salah satu golongan dalam masyarakat, tidak lepas dari pengaruh konsumtivisme ini, sehingga tidaklah aneh jika remaja menjadi sasaran berbagai produk perusahaan. Kelompok usia remaja sendiri adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen Alasannya antara hin karena pola konsumtif seseorang terbentuk pada usia remaja Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja. Di kalangan remaja yang mempunyai orang tua dengan kelas ekonomi yang cukup berada terutama di kota-kota besar, mal sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar (Tambunan 2001).
Proses pembentukan keputusan dalam pembelian selalu diawali dengan kebutuhan yang dirasakan. Suatu kebutuhan yang dirasakan akan membangun suatu motivasi orang dalam bertindak untuk mencapai pemenuhan tersebut. Keberadaan motivasi mengacu pada adanya kebutuhan sehingga perilaku yang bermotivasi diawali dengan pengenalan kebutuhan Kebutuhan yang dirasakan akan membangkitkan untuk berperilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk memenuhi kebutuhan tertentu (Bayton dalam Sudaryana. 2001). Padahal kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan dalam perilaku pembelian dan konsumsi sehingga bagaimana kecenderungan konsumen dalam mengevaluasi. memilih dari berbagai atribut yang ada adalah ditentukan oleh motivator orang tersebut. Jadi motivasi mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan. Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam dirinya atau dari lingkungan luar, maka motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi suatu hal yang dapat disimpulkan adanya karena suatu perilaku yang tampak.
Motivasi hedonis adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatu kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli (Utami, 2010:47).
Motivasi belanja hedonis juga didasari oleh dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikososial daripada hanya sekedar sebagai usaha untuk memperoleh suatu produk belaka. orang berbelanja tidak hanya karena keinginan membeli suatu barang tetapi juga karena keinginan untuk memperoleh kesenangan pada saat menelusuri tempat perbelanjaan berkomunikasi dengan orang lain. memperoleh pengukuhan status sosial mempelajari serta berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya, Arnold dan Reynolds (2003) dalam kaitan dengan hal tersebut diatas, motivasi belanja hedonis berpengaruh pada perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif adalah adalah gaya hidup mewah yang tidak mempertimbangkan efek-efek dari perilaku tersebut. Perilaku hidup konsumtif bahkan sangat merugikan individu dalam tarap personal, walaupun perilaku konsumtif tidak masuk dalam ketegori gangguan perilaku. Lubis (Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.
Perilaku konsumtif remaja merupakan suatu fenomena yang banyak melanda kehidupan masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan, khusnya di wilayah Jakarta. Fenomena ini menarik untuk diteliti mengingat perilaku konsumtif juga banyak melanda kehidupan remaja kota-kota besar yang sebenarnya belum memiliki kemampuan financial untuk memenuhi kebutuhannya. Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli dalam hal ini tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Variable
Variable Independen (X): Motivasi belanja hedonis
Motivasi belanja hedonis adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatu kesenangan tersendiri sehinggatidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli (Utami, 2010).
Motivasi belanja hedonis yaitu: konsumen berbelanja karena mereka merasa senang ketika sedang berbelanja baik berbelanja sendiri, bersama teman maupun bersama keluarga. (Paden, 2010)
Motivasi belanja hedonis juga didasari oleh dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikososial daripada hanya sekedar sebagai usaha untuk memperoleh suatu produk belaka. orang berbelanja tidak hanya karena keinginan membeli suatu barang tetapi juga karena keinginan untuk memperoleh kesenangan pada saat menelusuri tempat perbelanjaan berkomunikasi dengan orang lain. memperoleh pengukuhan status sosial mempelajari serta berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya, Arnold dan Reynolds (2003)
Variable Dependen (Y): Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif adalah gaya hidup mewah yang tidak mempertimbangkan efek-efek dari perilaku tersebut. Perilaku hidup konsumtif bahkan sangat merugikan individu dalam tarap personal, walaupun perilaku konsumtif tidak masuk dalam ketegori gangguan perilaku.
Lubis (Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah kencenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan. Sedangkan Anggasari (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan.
Dahlan (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.
Hubungan Antar Variable
Motivasi hedonis adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatu kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli (Utami, 2010:47). Motivasi belanja hedonis juga didasari oleh dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikososial daripada hanya sekedar sebagai usaha untuk memperoleh suatu produk belaka. orang berbelanja tidak hanya karena keinginan membeli suatu barang tetapi juga karena keinginan untuk memperoleh kesenangan pada saat menelusuri tempat perbelanjaan berkomunikasi dengan orang lain. memperoleh pengukuhan status sosial mempelajari serta berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya Arnold dan Reynolds (2003) dalam kaitan dengan hal tersebut diatas, motivasi belanja hedonis berpengaruh pada perilaku konsumtif.
Menurut Utami (2010) motivasi untuk berbelanja, antara lain untuk meringankan kesepian, menghilangkan kebosanan, menganggap berbelanja sebagai suatu hal yang menarik, melakukan perburuan, berbelanja sebagai pelarian, memenuhi fantasi. Dimana semakin tinggi motivasi belanja hedonis yang ada pada konsumen maka akan meningkatkan pembelian.
Tingginya pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan salah satu ciri dari perilaku konsumtif. Yaitu keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.
Perilaku berbelanja secara hedonis secara tidak langsung akan membuat seseorang berperilaku konsumtif .
Hipotesis
Berdasarkan uraian teori diatas maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1: Motivasi belanja hedonis berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif remaja putri.
Comments :