KAMELIA RIZKI – 1601215273

 BAB I

PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANG

Ketepataan waktu atau ontime adalah kedisiplinan yang akan diberlakukan dimanapun, bukan hanya untuk pelajar atau pekerja kantoran. Jaman pun berkembang, kedisiplinan dalam ketepatan waktu atau ontime sangat dituntut saat ini. Sebagai dugaan sementara ialah adalah adanya factor konformitas, dimana menurut Baron & Byrne (2002) mendefinisikan konformitas sebagai suatu perubahan sikap dan tingkah dari seorang individu akibat adanya pengaruh sosial agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Santrock (2007) menambahkan bahwa konformitas terjadi saat individu mengadopsi sikap dan tingkah laku orang lain karena merasa adanya desakkan oleh orang lain yang dirasakan oleh individu secara nyata atau hanya bayangan saja, dan desakan ini cenderung sangat kuat selama masa remaja. Banyak sekali mahasiswa yang tidak ontime ketika masuk kedalam kelas untuk memulai perkuliahannya. Walaupun tidak semua mahasiswa seperti itu, namun tidak menutup kemungkinan juga ada banyak mahasiswa yang tidak bisa disiplin dalam soal waktu. Dengan begitu banyak sekali cara agar para mahasiswa datang dengan tepat waktu dengan memberikan punishment apabila tidak datang tepat waktu, sampai dengan tidak diabsennya kehadiran dirinya pada hari itu. Walau begitu, masih banyak mahasiswa yang datang tidak tepat waktu.

Ada juga kedisiplinan yang selalu diterapkan dalam kegitan sehari-hari, yang dimana menurut (James Drever,1986) disiplin mulanya diartikan sama dengan pendidikan (education) dan latihan (training). Pengertian disiplin yang lebih kemudian menitik beratkan pada persoalan pengendalian perbuatan. Pengendalian tersebut dapat terjadi karena ada kekuatan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam individu yang bersangkutan. Drever membedakan pengertian disiplin dengan latihan dalam hal adanya usaha yang dimulai dari individu yang bersangkutan untuk melakukan suatu tugas dan bukan sekedar asal berbuat. Ini berarti seseorang dikatakan berdisiplin kalau ia mampu mengendalikan tingkah lakunya, perbuatannya. Kemampuan tersebut berasal dari subyek (individu) itu sendiri secara otonom, sehingga dengan pengendalian tersebut ia mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan patokan-patokan norma-norma yang ada diluar subyek. Perlu ditegaskan di sini bahwa peraturan-peraturan yang merupakan penjabaran norma-norma merupakan kekuatan pelaksanaan yang mengarahkan tindakan, jadi bukan prinsip-prinsip yang memberi motivasi yang tertanam dalam batin.

Di perguruan tinggi X, kedisiplinan dalam waktu sangatlah dianjurkan. Dan tidak jarang jika ada mahasiswa yang datang telat tidak diperbolehkan masuk kedalam kelas untuk mengikuti perkuliahan. Ini adalah salah satu cara agar mahasiswa tidak mengulangi keterlambatannya lagi. Namun, masih banyak juga mahasiswa yang datang telat dengan berbagai macam alasan. Masalah kedisiplinan seperti ini yang harus kita ketahui mengapa sering terjadi, terutama di dalam perguruan tinggi X. (dosen perguruan tinggi X, 2012)

Dengan begitu saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berdasarkan dengan kedisiplinan mahasiswa perguruan tinggi X dalam ketepatan waktu atau ontime untuk memulai perkuliahan.

  • RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah pengertian konformitas teman sebaya dalam tepat waktu dan tidak tepat waktu
    • TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apa penyebab dari para mahasiswa sering telat hadir didalam kelas. Sebagai dugaan sementara yaitu adanya factor konformitas, apakah benar bahwa banyaknya mahasiswa yang telat hadir masuk kedalam kelas karena adanya factor konformitas. Saya sebagai peneliti sangat tertarik dengan penelitian ini, dikarenakan telah banyak sanksi yang diberikan kepada para mahasiswa yang akan datang telat, namun para mahasiswa pun tetap melanggar peraturan tersebut, seakan-akan peraturan tersebut tidak terlalu bermasalah apabila dilanggar sekali atau dua kali. Seperti uraian diatas, saya sebagai peneliti akan meneliti penelitian yang

berjudul “ Gambaran konformitas terhadap mahasiswa tepat waktu dan tidak tepat waktu hadir dikelas”. Semoga penelitian ini dapat terjalankan dengan baik dan selesai dengan tepat waktu .

  • MANFAAT PENELITIAN

Dapat mengetahui factor dari keterlambatan yang ada di dunia perkuliahan di perguruan tinggi X , dengan begitu kita bisa mengantisipasi lebih baik lagi agar tidak terjadi keterlambatan yang terus menerus. Karena pemberian sanksi berupa pemotongan absen dan tidak diperbolehkan masuk kedalam keals tidaklah cukup untuk mengurangi perilaku keterlambatan. Namun, peneliti ingin melihat bahwa adanya dugaan factor konformitas teman sebaya yang menjadi salah satu penyebab keterlambatan yang terjadi. Dengan penelitian ini juga, kita akan tau penyebabnya dan akan mencoba untuk mengurangi keterlambatan yang ada dan mulai menerapkan kedisiplinan atau tepat waktu terutama dalam hal masuk dalam kelas atau memulai perkuliahan.

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KONFORMITAS

(Baron & Byrne, 2002) mendefinisikan konformitas sebagai suatu perubahan sikap dan tingkah dari seorang individu akibat adanya pengaruh sosial agar sesuai dengan norma sosial yang ada. (Santrock, 2007) menambahkan bahwa konformitas terjadi saat individu mengadopsi sikap dan tingkah laku orang lain karena merasa adanya desakkan oleh orang lain yang dirasakan oleh individu secara nyata atau hanya bayangan saja, dan desakan ini cenderung sangat kuat selama masa remaja. Pengertian lain dari konformitas juga dikemukakan oleh (Myers, 2012), merupakan suatu perubahan perilaku serta kepercayaan atau belief yang disebabkan oleh adanya tekanan kelompok yang dirasakan secara nyata atau hanya sebagai suatu imajinasi dari individu tersebut. Dengan begitu adanya dugaan terhadap konformitas sebagai salah satu factor dari keterlabatan mahasiswa untuk datang kedalam kelas. Lingkungan teman sebaya juga mempengaruhi tentang kedisiplinan mahasiswa dalam kedisiplinan mengikuti pelajaran tepat waktu dengan masuk ke dalam kelas tepat waktu. “ hal ini dapat dilihat dari kenyataan yang ada saat ini, banyak mahasiswa yang lebih banyak bergantung dalam hal-hal negative dengan teman sebayanya seperti tidak saling mengingatkan dalam belajar atau bercanda pada saat perkuliahan, banyaknya mahasiswa yang jarang mengerjakan tugas karena ikut-ikutan temannya, sebagaian mahasiswa lebih asyik mengobrol dengan teman sebelahnya daripada mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan di depan kelas” ( Singgih tego saputro & pardiman, 2012).

2.1.1 DISIPLIN

Disiplin adalah sesuatu yang diterapkan agar tidak adanya keterlambatan lagi dan selalu tepat waktu dalam menjalankan tanggung jawabnya, namun tanggung jawab memang seharusnya ditanamkan dari dalam diri sendiri sejak dini. Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak), (Andrie Prasetyo, 2013). Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari memiliki pendirian untuk selalu disipin sangatlah penting. Menjalankan tanggung jawab dengan mensejajarkan kedisiplinan akan menjadi keuntungan yang bisa kita dapatkan apabila terus dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari maupun di dalam kegiatan harian tiap harinya. Itulah salah satu tujuan mengapa kedisiplinan telah diterapkan sejak dini kepada anak-anak, karena kedisiplinan akan mereka terapkan pada saat mereka memasuki jenjang pendidikan yaitu, sekolah. Perilaku datang tepat waktu pada saat masuk kedalam kelas sangatlah penting sebagai orang yang menghargai waktu untuk belajar atau menuntut ilmu. Dengan begitu ia tidak akan membuang-buang waktunya untuk tidak datang tepat waktu karena ingin mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir dan tidak ingin tertinggal oleh materi yang akan diberikan oleh dosen. Walaupun masih banyak terlihat dalam hal menghadiri perkuliahan banyak yang tidak datang tepat waktu, semua telah disiasati dengan berbagai macam cara dari memanfaatkan 25% ijin tidak mengikuti kuliah sampai dikeluarkan dari dalam kelas dan tidak bisa mengikuti perkuliahan. Semua itu terbilang masih kurang memberikan kejeraan kepada mahasiswa yang masih datang ke dalam kelas dengan tidak tepat waktu. Ada pula anggapan bahwa kebanyakan dari mahasiswa yang datang kedalam kelas tidak tepat waktu karena pelajaran yang terlalu sulit ( Singgih tego saputro & pardiman, 2012). Itu adalah salah satu aspek adanya kurang motivasi untuk belajar, dan menyebabkan disiplinnya dalam belajar. Seseorang kita anggap disiplin apabila menegerjakan tugas dan pekerjaan yang diembannya dengan tepat pada waktunya.

  • TEPAT WAKTU

Tepat waktu yang yang dipahami oleh kebanyakan orang ia lah melakukan sesuatu sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, ketika harus mengumpulkan jam 12.00 siang ia akan mengumpul kan tepat pada waktunya atau sebelum waktu tersebut. itu berarti ketika kita melewati batas jam waktu tersebut kita terbilang terlambat, karena lewat dari jam yang telah di tentukan atau suatu keharusan yang telah di tetapkan namun kita tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati. Atau tepat waktu bisa diartikan sebagai menepati janji, menepati hal yang telah disepakati bersama dan melakukannya sesuai dengan kesepakatan awal. Dalam dunia perkuliahan ketepatan waktu sangatlah dibutuhkan, dalam hal mengerjakan tugas, mengerjakan ujian, dan hadir dalam kelas. Hidup yang tertib dan teratur sangat menentukan suskses atau tidaknya seseorang dalam mengelola waktu secara disiplin.

  • TIDAK TEPAT WAKTU

Tidak tepat waktu secara umum dipahami sebagai tidak sesuai dengan yang disepakati, yaitu yang juga bisa diartikan tidak menepati janji atau kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini tidaklah baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Ketika telah memasuki dunia perkuliahan ketepatan waktu sangatlah dijunjung tinggi dalam menerapkannya setip hari. Ketika kita tidak tepat waktu ada nilai tersendiri bahwa kita bisa saja tidak menghormati peraturan dan tidak menghargai waktu yang telah disepakatai, bahwa ketidak tepatan waktu bukanlah hal yang bisa di tolerir dalam hal apapun.

  2.2 KERANGKA BERFIKIR

KAMELIA

2.3 HIPOTESIS

Seperti uraian diatas bahwa, adanya dugaan yang kuat terhadap factor konformitas teman sebaya, dimana banyak dari anak-anak yang datang tidak tepat waktu kedalam kelas karena adanya factor “ikut-ikut” atau konformitas. Ada pula anggapan bahwa kebanyakan dari mahasiswa yang datang kedalam kelas tidak tepat waktu karena pelajaran yang terlalu sulit ( Singgih tego saputro & pardiman, 2012). “hal ini dapat dilihat dari kenyataan yang ada saat ini, banyak mahasiswa yang lebih banyak bergantung dalam hal-hal negative dengan teman sebayanya seperti tidak saling mengingatkan dalam belajar atau bercanda pada saat perkuliahan, banyaknya mahasiswa yang jarang mengerjakan tugas karena ikut-ikutan temannya, sebagaian mahasiswa lebih asyik mengobrol dengan teman sebelahnya daripada mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan di depan kelas” ( Singgih tego saputro & pardiman, 2012).

 

DAFTAR PUSTAKA

Andrie prasetyo(2013),http://eprints.uny.ac.id/10021/1/Jurnal%20Skripsi.pdf

Myers, 1999, http://eprints.uns.ac.id/6511/1/50961805200904031.pdf

Baron&Byrne(2002),Santrock(2007),http://psikologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/Dwi-Pratiwi-Priastuti_105120301111028_PSIKOLOGI-JURNAL.pdf

Singgih Tego Saputro & Pardiman (2012), Jurnal pendidikan akuntansi Indonesia,vol.X,No.1,tahun 2012,hal.78-97