Dayinta Titis Maharsi1601285185

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah hal yang penting dalam kehidupan seseorang, terutama pada masa dewasa ini.Biasanya semakin tinggi pendidikan seseorang, dipercaya semakin mudah seseorang tersebut untuk mendapatkan pekerjaan.Zaman sekarang jenis pendidikan, sudah berkembang secara pesat. Baik di kota, sub-perkotaan, hingga di daerah-daerah. Umumnya, pendidikan yang ditempuh oleh seseorang dimulai dari Taman Kanak-kanak, kemudian Sekolah Dasar (SD), lalu Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hinnga di tingkat Universitas. Di Indonesia tak banyak, seseorang yang melanjutkan pendidikannya hingga tingkat Universitas atau Perguruan Tinggi, baik Negeri maupun Swasta.Perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian (UU 2 tahun 1989, pasal 16, ayat (1)). Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menegah di jalur pendidikan sekolah (PP 30 Tahun 1990, pasal 1 Ayat 1).Tujuan dari pendidikan tinggi itu sendiri antara lain (1) Mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, (2) Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengoptimalkan penggunaannya untuk meningkatkantaraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional ( UU 2 tahun 1989, Pasal 16, Ayat (1) ; PP 30 Tahun 1990, Pasal 2, Ayat (1) ) (Kompasiana.com, 2012).Menurut Kmaus besar Bahasa Indonesia, universitas atau Perguruan Tinggi berarti perguruan tinggi yg terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau profesional dl sejumlah disiplin ilmu tertentu. Perguruan tinggi terbuka bagi siapa saja asal mempunyai ijazah SLTA, tanpa batas usia, tanpa ujian masuk, tanpa batas waktu belajar, tanpa jam belajar yang tetap, dan diselenggarakan secara tidak langsung, tidak dengan tatap muka, tetapi melalui penjualan atau pengiriman diktat, brosur, dan bahan kuliah kepada.mahasiswa

Di Indonesia sendiri masih berkembang paradigma, terutama paradigma dari para orang tua bahwa kuliah di universitas terbaik pasti akan menghasilkan lulusan terbaik menjadi sorotan utama. Paradigma ini juga berkembang dalam masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di daerah.Tidak salah memang, namun juga tidak sepenuhnya tepat. Banyak dari mereka yang lulus dari universitas terbaik menjadi orang terpandang, sukses dan berpengaruh di negeri ini. Namun tak sedikit pula dari mereka yang mungkin bernasib sama dengan lulusan universitas dibawahnya. (GoMuda.com (viva.co.id), 2015). Banyak siswa maupun siswi SMA atau SLTA yang masih bingung dan ragu akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Paradigma diatas sangat mempengaruhi pengambilan keputusan para siswa/i dalam memilih Universitas atau Perguruan Tinggi dalam melanjutkan pedidikan mereka.Beberapa Universitas yang dianggap favorit masih menjadi pilihan utama bagi para siswa/i untuk melanjutkan pendidikan mereka.Favorit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti yang diunggulkan; yang menjadi unggulan; kegemaran; dan kesayangan (KBBI, 2015).Universitas di Indonesia yang dianggap sebagai Universitas favorit di kalangan pelajar adalah Universitas yang mampu mencetak lulusannya sebaik mungkin dan nantinya bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.Dari tahun ke tahun kebanyakan Universitas yang dianggap favorit oleh para pelajar adalah Universitas atau Perguruan Tinggi Negeri, bahkan jumlah peminat perguruan tinggi negeri di Indonesia terus meningkat.QS World university dan Wobometrics meliris 5 Universitas di Indonesia yang dianggap favorit dan terbaik, 5 Universitas tersebt diantaranya:

1 518 Universitas Gadjah Mada 295 534 16 2137
2 660 University of Indonesia 240 856 219 1867
3 704 Institute of Technology Bandung 618 410 548 2252
4 738 Brawijaya University 676 291 43 3596
5 1016 Bogor Agricultural University 520 1764 11 2793

(http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL3d3dy5nb211ZGEuY29tLzIwMTUvMDIvMTAtdW5pdmVyc2l0YXMtdGVyYmFpay1kaS1pbmRvbmVzaWEuaHRtbA)

 

Data diatas merupakan data terbaru melalui penelitian terakhir yang dilakukan QS World University di tahun 2015 (GoMuda.com-10 Universitas-Terbaik-Di Indonesia, 2015). Sementara itu, dalam berita yang dimuat oleh salah satu situs berita online, yakni okezone.com disebutkan 5 Universitas yang menjadi favorit di SNMPTN 2015 berdasarkan sumber dari DIKTI. Kelima Universitas Negeri tersebut antara lain, Universitas Padjajaran (Unpad); Universitas Gadjah Mada (UGM); Universitas Sumatra Utara (USU); Universitas Diponegoro (Undip); danUniversitas Brawijaya (UB)(profil-10-kampus-favorit-di-snmptn, 2015). Selain perguruan tinggi atau universitas negeri, di Indonesia juga didominasi perguruan tinggi swasta yang semakin berkembang setiap tahunnya.Walaupun populasi perguruan tinggi swasta di Indonesia cukup banyak, namun peminatnya tidak sebanyak perguruan tinggi negeri.Peminat perguruan tinggi negeri umumnya dan kebanyakan merupakan orang-orang yang tinggal di daerah. Jika dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di kota besar atau sub-urban, peminat perguruan tinggi swasta lebih banyak.

Penggolongan perguruan tinggi swasta yang dikatakan favorit hingga saat ini masih dilihat dari sub-wilayah masyarakat tinggal, jarang sekali masyarakat Indonesia melihat perguruan tinggi favorit dan terbaik secara skala nasional. Sebagai contoh, perguruan tinggi yang menjadi favorit di Jakarta dan sekitarnya yang dilihat dari sisi Sarana dan Prasarana, Staf Pengajar, Mahasiswa dan Alumniantara lain Universitas Mercu Buana, Universitas Tri Sakti, Universitas Paramadina, Universitas Gunadarma, Universitas Atma Jaya, Universitas Bina Nusantara, seerta Universitas Pelita Harapan(10 Universitas Swasta di Jakarta, 2014). Sementara daftar perguruan tinggi swasta yang menjadi favorit di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah antara lain, Universitas Atma Jaya Jogjakarta, Universitas Islam Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Katolik Soegipranata (9 Perguruan Tinggi Terbaik seJogja-Jateng, 2015).

Bedasarkan fenomena yang ada sejak beberapa tahun lau hingga saat ini, yakni banyaknya siswa-siswi yang memilih melanjutkan jenjang pendidikannya di Perguruan Tinggi atau universitas negeri dibandingkan swasta, maka dirasa sangatlah menarik untuk membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswa-siswi dalam mengambil keputusan memilih Perguruan Tinggi Negeri dibandingkan Swasta, yang dipandang dari sisi Psikologi.Paradigma bahwa Perguruan Tinggi Negeri lebih baik dibandingkan Perguruan Tinggi Swasta akan coba diubah melalui peneliian ini. Dalam penilitian ini, yang menjadi fokusnya adalah faktor-faktornya dan mengenai pengambilan keputusn itu sendiri.Dalam dunia Psikologi, setiap manusia berkembang secara terus menerus dan melalui beberapa tahapan atau fase.Setiap tahapan atau fase, manusia terus berkembang baik secara fisik, emosional, kognitif, maupun secara sosial.Melalui penelitian ini juga, akan dilihat bagaimana seorang remaja kelas XII tingkat Sekolah Menengah Atas dalam kaitannya dalam sprose pengambilan mengambil sebuah keputusan.

 

  • Rumusan Masalah

Melalui penelitan ini, masalah utama yang diangkat adalah mengenai faktor apa saja dan faktor dominan mana saja yang mempengaruhi siswa kelas XII dalam keputusannya memilih perguruan tinggi negeri, terutama perguruan tinggi favorit dibandingkan perguruan tinggi swasta.

 

  • Tujuan dari penelitian yang dilakukan anatara lain sebagai berikut:
  1. Melanjutkan serta mengembangkan penelitian dan studi kasus yang sudah ada sebelumnya mengenai pengambilan keputusan siswa dalam memilih Perguruan Tinggi.
  2. Tujuan yang kedua yakni, melihat secara lebih spesifik faktor apa saja yang sebenarnya mempengaruhi para siswa lebih memilih Perguruan Tinggi Negeri dibandingkan Perguruan Tinggi Swasta.
  3. Mencoba untuk mengubah paradigma yang selama ini ada dan melekat di masyarakat, baik orang tua maupun siswa-siswi itu sendiri terutama bagi mereka yang tinggal di daerah, bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) selalu lebih baik dibandingkan Perguruan Tinggi Swasta.
    • Manfaat

Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini, anatara lain:

  1. Manfaat teoritis
  • Dapat mengetahuiapa saja faktor yang paling dominan yang mempengaruhi terhadap keputusan siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta.
  • Melalui penelitian ini diharapkan mendapatkan gambaran mengenai konsep decision making pada usia remaja, khususnya siswa-siswi kelas XII atau 3 SMA.
  1. Manfaat Praktis
  • Manfaat bagi masyarakat dan bagi para siswa, adalah mereka semakin memiliki gambaran tidak ada salahnya memilih perguruan tinggi swasta dibandingkan perguruan tinggi negeri, sehingga aparadigma yang ada selama ini berubah.
  • Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat lebih mengenalifaktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan faktor yang paling dominanterhadap keputusan calon mahasiswa melanjutkan studi di perguruan tinggi.

 

  • Sistematika Penulisan

BAB I       Pendahuluan

BAB II      Landasan Teori

BAB III    Metode Penelitian

BAB IV    Analisis Data

BAB V      Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Faktor

2.1.1 Definisi Faktor

Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia, faktor sebagai kata benda berarti, hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Sebagai contoh: untuk menjadi atlet yg tangguh, kemampuan fisik, ketahanan mental, dan semangat juang merupakan — yg sangat menentukan. Beberapa arti kata faktor yang lain sebagai kata benda, antara lain:

  • Ekstrinsik, adalahfaktor atau pengaruh yang datang dari luar.
  • Intrinsik,(Bio)  faktor atau pengaruh yang datang dari dalam.
  • Kebetulan,faktor yang tidak terduga yang dapat mempengaruhi hasil penelitian karena selisih antara keadaan sampel dan keadaan populasi yang sebenarnya.
  • Penarik, adalahhal yang dapat menarik minat seseorang sehingga orang tersebut mau bekerja atau bertindak.
  • Pendorong,hal atau kondisi yg dapat mendorong atau menumbuhkan suatu kegiatan, usaha, atau produksi. (KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2015)

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Memilih PTN dibandingkan PTS

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang siswa Kelas XII dalam keputusannya memilih perguruan tinggi negeri dibandingkan perguruan tinggi swasta. Faktor-faktor tersebut, antara lain sebagai berikut:

  1. Biaya yang murah
  2. Reputasi dan gengsi
  3. Fasilitas perkuliahan yang memadai
  4. Dianggap mudah mendapatkan pekerjaan
  5. Rujukan dari orang tua serta keluarga, yang diasosiasikan dengan kebanggan orang tua kepada anaknya
  6. Citra PTN yang lebih menonjol dibandingkan PTS
  7. Anggapan/paradigma masyarakat bahwa masuk PTS berarti memiliki kemampuan kognitif yang kurang

2.2 Keputusan

2.2.1 Definisi Keputusan

Banyak pengertian mengenai keputusan.Beberapa pengertian atau arti mengenai keputusan itu sendiri diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan menurut para ahli Bahasa.Keputusan menurut KBBI adalah perihal yang berkaitan dengan putusan; segala putusan yg telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dsb. Hal-hal yang menyangkut dengan keputusan, antar lain (1)  ketetapan; yakni sikap terakhir (langkah yg harus dijalankan); (2) kesimpulan (tentang pendapat): dr catatan itu diambil ~ bahwa dia memberi kesempatan kpd pegawainya untuk melakukan perbuatan pidana; (3) hasil pemeriksaan (tentangujian).(sumber: http://kbbi.web.id/putus(2015))

Selain sumber dari kamus Besar Bahsa Indonesia, defines menurut para ahli diantara sebagai berikut,

  1. Ralph C. Davis (Hasan, 2004) memberikan definisi atau atau pengertian keputusan sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
  2. Mary Follet : memberikan definisi atau pengertian keputusan sebagai suatu atau sebagai hokum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semuayang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumannya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.

Para pakar memberikan pengertian keputusansesuai dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya.  Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengertian keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.Dari pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.

Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para pakar mengenai pengertian pembuatan atau – yang sering digunakan

2.2.2 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (decision making) dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana anggota organisasi memilih mengambil tindakan tertentu sebagai respon terhadap peluang atau masalah yang dihadapi.Pengambilan keputusan sebagai respon terhadap peluang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi organisasi tersebut.Sedangkan pengambilan keputusan sebagai respon terhadap masalah, tentu saja, bertujuan untuk mengatasi masalah atau hambatan yang mengancam kinerja organisasi.

Sementara itu pendapat lain diutarakan oleh Tversky (1972), bahwa pengambilan keputusan dikatakan sebagai proses memilih alternative dengan cara mengeliminasi pilihan yang kurang menarik secara berthap. Individu dianggap mengeliminasi alternative yang kurang menarik berdasarkan evaluasi atribut, atau aspek dar alternative-alternatif yang ada.(Robert L. Solso, 2008). Salah satu caramanusia tau individu dala mengambil keputusan adalah dengan menyimpan informasi yang banyak dalam rangka memprediksi jangka pendek maupun jangka panjang tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi. (Reid, 2002)

Tipe-tipe Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Terlepas dari apakah pengambilan keputusan itu bertujuan untuk memanfaatkan peluang atau mengatasi masalah, dalam buku Understanding and Managing Organizational Behavior M.J. George dan G.R. Jones pada tahun 2008, terdapat dua jenis pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu non-Programmed Decision Making dan Programmed Decision Making.

  1. Programmed Decision
    Seringkali situasi yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam sebuah organisasi merupakan situasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya dan muncul kembali secara berulang-ulang. Untuk menghadapi situasi tersebut, organisasi menggunakan apa yang disebut Performance Program, yaitu sebuah prosedur standar dan terstruktur dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi situasi tertentu. Pengambilan keputusan seperti inilah yang disebut dengan Programmed Decision.Programmed Decision memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan secara cepat tanpa harus mencari informasi, mempertimbangkan alternatif, dan berbagai hal lainnya yang memakan waktu. Meski demikian, manajer harus waspada kapan saatnya menyesuaikan Performance Program karena organisasi harus dapat berespon terhadap lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah.
  2. Non-Programmed Decision Making
    Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan keputusan tipe ini mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada. Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision.(Suharnan, 2005)

Salah satu teori pengamilan keputusan yang paling terkenal adalah prospek (prosfect theori). Teori ini dikembangkan oleh dua orang ilmuan terkemuka dari Amerika Serikat, yaitu Daniel Kahneman dan Amos Tversky sekitar tahun 80-an. Namun, dikalangan ahli psikologi Indonesia teori prospek baru dikenal tahun 90-an.
Prinsip-prinsip yang diajukan oleh teori prospek meliputi:
Fungsi Nilai (value function)
Teori prospek mendefinisikan nilai di dal;am kerangka kerja bipolar diantara perolehan (gains) dan kehilangan (losses).keduanya bergerak dari titik tengah yang merupakan referensi netral. Fungsi nilai bagi suatu perolehan (mendapatkan sesuatu) akan berbeda dengan kehilangan sesuatu. Value bagi suatu kehilangan dibbot lebih tinngi, sedangkan value nbagi suatu perolehan dibobot lebih rendah.
Contoh: Pada uang 1juta. Kehilangan uang 1juta dirasakan lebihtinngi nilai kerugian bila dibandingkan dengan keuntungan yang dirasakan seseorang ketika memperoleh uang 1juta. Dengan kata lain, lebih tinngi kualitas kesedihan yang di rasakan seorang ketika kehilangan uang 1juta, dari pada kualitas kegembiraan. Yang dirasakan ketika mendapatkan uang 1juta.
Jadi antara suat problem dengan kehilangan atau antara keuntungan dengan kerugian merupakan 2 hal yang tidak simetris.
Pembingkaian (framing)
Teori prospek memprediksi bahwa prefensi (kecenderungan memilih) akan tergantung pada bagaimana suatu persoalan dibingkai atau di formulasikan.
Perhitungan Psikologis (psychological Accounting)
Psycological accoun-ting atau perhitungan mental atau psikologis adalah orang yang membuat keputusan tidak hanya membingkai pilihan-pilihan yang ditawarkan, tetapi juga membingkai hasil serta akibat dari pilihan-pilihan itu.
Probabilitas (probability)
Teori prospek berpandangan kecenderungan orang dalam membuat keputusan merupakan fungsi dari bobot keputusan (decision weight). Bobot keputusan initidak selalu dihubungkan dengan besar kecilnya peluang atau frekuensi kejadian.Fenomena ini berlaku pada kejadian yang menimbulkan kerugian berskala besar.Seperti bencana alam, wabah penyakit, kelaparan dan bom huklir.Efek kepastian (certainly effect)
Teori prospek memprediksi bahwa pilihan yang dipastikan tanpa risiko sama sekali akan lebih disukai dari pada pilihan yang masih mengandung risiko meski kemungkinannya sangat kecil. Sebab, orang-orang cenderung menghilangkan sama sekali adanya risiko (eliminate) dari pada hanya mengurangi (reduce).
Contoh: dipermasalahan medis orang cenderung membeli obat yang menjamin 100% ampuhan tanpa efek samping. Dari pada obat yang hanya menyembuhkan sebagian dari penyakit yang dideritanya.
Menurut Walgito, dalam pengambilan keputusan orang dapat bermacam-macam cara, yaitu:

  1. Kesimpulan yang di tarik atas dasar analogi
    Yaitu kesimpulan yang ditarik atas dasar adanya persamaan dari suatu keadaan atau peristiwa dengan keadaan atau peristiwa yang lain.
  2. Kesimpulan yang ditarik atas dasar cara induktif
    Yaitu yang di taik dari peristiwa-peristiwa menuju kepada hal-hal yang bersifat umum, atau dari hal-hal yang khusus je hal yang bersifat umum.
  3. Kesimpulan yang ditarik atas dasar cara deduktif
    kesimpulan yang di tarik dari hal umum ke hal yang bersifat khusus, atau dari hukum ke peristiwa.

Seseorang mengidentifikasikan bahwa suatu keputusan perlu dibuat atau diambil berkaitan dengan permasalahan yang tengah di hadapi,
orang itu kemudian mencari dua alternatif atau lebih yang dianggap cocok dengan tujuan yang diinginkan. Selanjutnya tugas pokok pembuat keputusan adalah memilih alternatif yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang telah dihasilkan itu.Setelah alternatif terbaik dipilih kemudian dilaksanakan, sambil terus dilakukan evaluasi hasil-hasilnya.

Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi faktor-faktor personal adalah:
1. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
2. Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
3. Sikap; Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

Tanda-tanda umum pengambilan keputusan, yaitu:
1. Keputusan merupakian hasil berfikir, hasil usaha intelektual
2. Keputusan selalu melibatkan pilihan dan berbagai alternatif
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun dalam pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan
2.3 Masa Remaja

2.3.1 Definisi Masa Remaja

Remaja, berasal dari kata lati adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.(Haryanto, 2011).Masa remaja adalah masa yang paling sederhana, dimana tidak berlakunya aturan-aturan.(Santrock (Jean Erskine), 2011). Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam rentahg kehidupan manusia, yang menjebatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. (Santrock, 2011). Menjadi dewasa memang tidak selayaknya mudah.Namun, masa remaja tidak dipandang sebgai masa pemberontak, krisis, penyakit serta pembangkangan.Sebenarnya masa remaja adalah masa evaluasi.Pengambilan keputusan, komitmen, dan masa mengukir tempat-tempat di dunia. Menurut Daniel Offer, pada umumnya remaja itu merasa bahwa dirinya bahagia, sangant menikmati hidup, memandang dirinya mau melatih kendali-diri, mampu bersekolah, mampu menghargai kerja, mengeksresikan keyakinan sehubungan dengan seksualitas, memiliki perasaa yang positif terhadap keluarga, dan mampu dalam mengatasi masalah. (Santrock, 2011)

Masa remajaberlangsug sejak umur 12 tahun hingga usia 20/21 tahun. (Haryanto(Santrock, 2008), 2011)Seseorang dikatakan remaja jika ia sudah mengalami perubahan biologis pubertas. Menurut WHO yang dimuat tahun 1980, remaja adalah individu yang berkembang dari saat seseorang menunjukan aktivitas atau tanda seksual sekunder sampai mencapai kematangan seksual.Tidak hanya itu, dalam masa peralihan ini terjadi ketergantungan sosio ekonomi yang lebih mandiri.

2.3.2 PerkembanganPengambilan Keputusan pada Remaja

Masa remaja adalah masa dimanaseseorang dihadapkan pada situasi yang lebih banyak dalam pengambilan keputusan.Menurut Beth-Maron (1993) masa remaja ialah masa dimana pengambilan keputusan meningkat. Remaja mengambil keputusan tentang masa depan mereka, seperti tema-teman yang akan dipilih; apakah akan melanjutkan kuliah; apakah harus membeli mobil; dll. Lalu seberapa kompetenkah seorang remaja dalam mengambilkeputusan?dibandingkan dengan anak-anak, remaja memang cenderung lebih menghasilkan berbagai pendapat yang berbeda, menelaah sebuah situasi berdasarkan berbagai perspektif, mengantisipasi konsekuensi dari keputusan, serta mempertimbangkan kredibilitas sumber yang ada.Remaja yang lebih tua cenderung lebih kompeten dari remaja yang lebih muda dalam hal mengambil keputusan (Keating, 1990).

Konteks social sangat berperan penting dalam proses pengambilan keputusan pada remaja. Kehadiran rekan atau teman sebaya dalam sebuah situasi juga sangat mempengaruhi seorang remaja dalam mengambil keputusan (Santrock (Steinbreg, 2007), 2011).Ada suatu usulan yang menjelaskan pengambilan keputusan oleh seorang remaja, proses ini disebut dengan dual-process model.Proses yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan dipengaruhi oleh dua system, yakni system kognitif serta system analitis dan pengalaman yang saling berkompetisi (Santrock (Klacyznski, 2001; Reyna, 2006), 2011).Dual-process model menekankan bahwa system pengalaman yang paling bermanfaat dalam pengambilan keputusan remaja, bukanlah system analitis.Kadang pengambilan keputusan reaja mungkin disalahkan ketika dalam realitas, masalahnya meliputi orientasi masyrakat terhdap remaja dan kegagalannya untuk memberi remaja pilihan-pilihan yang memadai (Ketaing, 1990).Remaja membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melatih dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis.Salah satu strategi yang dapat digunakan remaja dalam mengmabil keputusan adalah dengan menyediakan lebih banyak kesempatan kepada mereka untuk terlibat di dalam peran dan pengambilan keputusan dengan kelomok serta tema sebaya (Santrock, 2011).

2.4 Hubungan Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan

Berdasarkan penelitian serta teori yang ada, remaja cenderung mengambil keputusan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Pengalaman tersebut dapat mereka dapatkan dari orang tua atau anggota keluarga yang lain serta berdasarkan teman sebaya. Berdasarkan beberapa faktor berikut yang sekiranya dapat mempengaruhi siswa-siswi Kelas XII dalam memilih Perguruan Tinggi Negeri dibandingkan Perguruan tinggi Swasta, akan ditelaah hubungannya dengan pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Beberapa faktor berikut, antara lain:

  1. Biaya yang murah
  2. Reputasi dan gengsi
  3. Fasilitas perkuliahan yang memadai
  4. Dianggap mudah mendapatkan pekerjaan
  5. Rujukan dari orang tua serta keluarga, yang diasosiasikan dengan kebanggan orang tua kepada anaknya
  6. Citra PTN yang lebih menonjol dibandingkan PTS
  7. Anggapan/paradigma masyarakat bahwa masuk PTS berarti memiliki kemampuan kognitif yang kurang

Jika dilihat beberapa faktor yang ada, pengambilan keputusan yang didasari oleh pengalaman dirasa cukup banyak disini.Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, remaja sudah dihadapkan pada banyak pilihan yang membantu mereka dalam mengambil keputusan.Keputusan untuk memasuki Perguruan Tinggi Ngeri maupun Swasta adlah suatu keputusan yang berskala jangka panjang. Dalam konteks ini peran orang tua serta teman sebaya akan berpengaruh terhadap keputusan seorang remaja.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang fenomena yang ada serta berdasarkan literature yang sudah dikemukakan, maka hipotesis atau kesimpulan sementara atas penelitian ini adalah, faktor yang paling mempengaruhi siswa-siswi dalam pengambilan keputusan memilih Perguruan tinggi Negeri dibandingkan Perguruan Tinggi Swasta diantaranya biaya yang tergolong murah serta rujukan dari pihak orang dan anggota keluarga yang lain, Karen akedua hal ini sangat dilihat dari pengalaman kehidupan sebelum-sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA