Belajar Sejati VS Kurikulum Nasional
Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, yaitu tahun 1947, 1952, 1962, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004. Perubahan tersebut memang dilakukan sebagai respon logis dari pemerintah dalam menghadapi perubahan dalam sistem politik, ekonomi, sosial budaya, maupun perkembangan teknologi yang terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Dengan dilakukan perubahan, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat membentuk masyarakat yang siap dalam menghadapi perkembangan dunia.
Akan tetapi, seperti apapun bentuk perubahannya, pendidikan di Indonesia selalu membawa permasalahan. Biaya pendidikan dinilai terlalu mahal sehingga menyulitkan orang tua yang miskin, juga proses belajar mengajar yang hanya melahirkan “budaya bisu” pada anak-anak SD adalah beberapa permasalahan yang timbul dalam pendidikan di Indonesia. Kurikulum Nasional yang dicanangkan pemerintah banyak dikritik karena memberi terlalu banyak mata pelajaran dengan materi yang padat. Akibatnya proses belajar mengajar lebih mengacu kepada penjejalan materi, yang kemudian hanya menjadikan anak-anak seperti robot yang pandai menghapal tapi kurang mampu untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam buku ini, Yosef Dedy Pradipto*, mencoba membahas salah satu bentuk pendidikan alternatif, yaitu Sekolah Dasar Eksperimental (SDKE) Mangunan. Bentuk pendidikan alternatif tersebut lahir dari sebuah reaksi dari keprihatinan Romo Mangun atas kualitas pendidikan yang dilahirkan oleh kurikum nasional. Di bagian awal buku ini secara sistematis dibahas mengenai dasar-dasar pemikiran Romo Mangun mengenai pendidikan dasar, khususnya dari sudut pandang sosial budaya. Selanjutnya, sang penulis menjelaskan secara lugas bagaimana pemikiran tersebut diimplementasikan secara langsung oleh Romo Mangun di SDKE Mangunan.
Buku ini akan sangat berguna bagi kita yang sangat tertarik dengan dunia pendidikan, baik orang tua, calon guru, para guru. Kehadiran buku diharapkan mampu untuk merangsang masyarakat, termasuk pemerintah, untuk sama-sama mengamati kembali konsep dan proses pendidikan di negara ini.
*Yosef Dedy Pradipto adalah Lecturer Specialist di Jurusan Psikologi Binus University. Buku ini merupakan hasil disertasi doktoralnya pada Program Studi Pascasarjana Antropologi Universitas Indonesia. Kini beliau sedang menempuh pendidikan pada Program Magister Psikologi Atma Jaya dan Program Doktoral Psikologi YAI.
Comments :