Secara umum, istilah ini digunakan untuk perilaku yang dimotivasi oleh frustasi atau rasa takut, oleh sebuah hasrat untuk menyebabkan rasa takut pada orang lain atau oleh hasrat untuk menunjukkan minat dan gagasan seseorang. Goldstein mengkategorisasikan teori agresi dalam konteks teoritikalnya dan berasosiasi dengan konsep insting, dorongan, dan faktor pembelajaran/belajar secara sosial. Menurut konsep insting, agresi hanyalah manifestasi dari tendensi bawaan untuk berkelahi. Menurut konsep dorongan (drive theory of aggresion), agresi berasal dari keadaan meningkatnya pembangkit atau dorongan yang direduksi melalui perilaku agresif terbuka. Menurut konsep faktor pembelajaran/belajar secara sosial, menyatakan bahwa penyebab perilaku agresi tidak ditemukan secara eksklusif pada organisme tetapi dalam tekanan lingkungan juga. Konsep ini menekankan pada proses yang bertanggung jawab untuk akuisisi individu (fisiologis dan psikologis) atas perilaku agresif, dorongan/instigation tindakan agresi terbuka pada waktu tertentu dan mempertahankan perilaku agresif. Penelitian tentang agresi menunjukkan bahwa perilaku kriminal agresif berhubungan dengan faktor perilaku kriminal di masa lalu, jenis kelamin, usia, ras, status sosialekonomi, dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan (Goldstein).

 

  • Roeckelein, J. E. (2013). Kamus Psikologi: Teori, Hukum, dan Konsep (penerj. Intan Irawati). Jakarta: Kencana.