Hasil pengamatan penulis dari beberapa fresh graduates yang sedang mencari pekerjaan, mereka tidak langsung menjadi karyawan, melainkan menjadi intern terlebih dahulu. Mereka dianggap butuh waktu yang lebih untuk mendalami job description masing-masing dan nilai-nilai organisasi (Komunikasi Pribadi, 2018).

 

Fenomena ini menurut penulis adalah dampak dari dunia yang semakin tidak menentu, ambigu, dan dan kompleks. Adapun fakta-fakta lain yang berhubungan dengan fenomena tersebut:

tuntutan bagi karyawan untuk memiliki skill set dan kompetensi kerja yang  multidisiplin (misalnya diperlukan orang dengan berlatarbelakang IT namun paham mengenai  tourism/marketing-nya)

banyak perusahaan yang tutup, atau tiba-tiba menjadi go digital, atau diakuisisi oleh perusahaan lain, harus memilih kandidat-kandidat terbaik dari perusahaan tersebut.

para recruiter menggunakan multiple method atau tools untuk merekrut (tidak menggunakan psikotes dan wawancara saja namun menggunakan game/gamification atau focused/leaderless group discussion)

Berangkat dari fenomena-fenomena di atas, penulis sangat penasaran membahas bagaimana para employer menjalani proses Seleksi terutama alternatif tools, metode apa saja atau proses tertentu yang harus dilalui untuk mendapatkan kandidat yang terbaik sesuai dengan posisi-posisi yang tersedia. Lalu sebenarnya langkah-langkah apa saja yang biasanya ditempuh dalam proses seleksi kandidat untuk mendapatkan kandidat yang terbaik? Menurut Michael G. Aamodt (2010), tahapan yang harus ditempuh agar berhasil dalam memilih (kandidat) karyawan adalah sebagai berikut

Job Analysis. Sebagai landasan utama dari keseluruhan proses seleksi kandidat. Proses ini dilakukan selain untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan akurat mengenai pekerjaan, juga untuk gambaran mengenai kandidat terbaik yang dapat mengerjakan pekerjaan tersebut. Dalam proses ini, perlu mengidentifikasi KSAs (Knowledge, Skills, dan Abilities) yang diperlukan untuk dapat mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik.

Memilih metode testing dan validasi tes. Proses ini tidak kalah penting karena akan menentukan apakah serangkaian metode dan tes yang digunakan akan memenuhi tujuan, yakni memilih kandidat terbaik. Jenis-jenis tes yang dapat digunakan sangat beragam disesuaikan dengan tujuan seleksi secara keseluruhan, misalnya menggunakan résumé, ability test, personality test, integrity test, dan interview. Pada proses ini, para employer banyak menggunakan metode-metode yang customized, misalnya mereka menggunakan wawancara dengan competency based atau simulasi pekerjaan dengan gamification.

Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan rekrutmen, screening, melaksanakan tes menggunakan metode yang sudah dipilih dan divalidasi, lalu memilih kandidat yang sesuai dengan posisi yang tersedia.