LOGIKA – Sepintas Kilas

PENDAHULUAN

Dalam hidup keseharian kita sering mendengar orang mengatakan: “Ah… kamu ga logis!” atau ada juga yang mengatakan: “Kalau berpikir itu pakai logika”. Logika, dalam perbincangan keseharian, tanpa dinyatakanpun telah dipergunakan. Setiap percakapan kita yang sederhana sekalipun telah menggandaikan penggunaan logika.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pikir atau ilmu berpikir atau ketrampilan berpikir  (Gieles & Kuyt, tanpa tahun). Sejak kecil, orang telah bisa berpikir, menggunakan nalar dan akal. Berpikir, bernalar dan memakai akal bukan lagi kegiatan yang harus ‘dipikirkan’ terlebih dahulu karena telah berlangsung begitu saja dan terjadi terus menerus setiap saat.

  1. Etimologi, Definisi dan Pengertian

Rapar (1996) memberikan paparan yang cukup memadaikan tentang etimologi Logika. Kalau dirunut akar katanya atau penelurusan secara etimologis, logika adalah istilah yang terbentuk dari kata logikos dari bahas Yunani: λογικός. Kata logikos ini berasal dari kata benda logos dalam bahasa Yunani tertulis λόγος. Logos dapat diartikan sebagai perkataan atau sabda. Definisi logikos yang dirunut dari kata logos adalah sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal atau pikiran, kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Sementara itu, kata logikos memuat pengertian mengenai sesuatu yang diutarakan, sesuatu yang diungkapkan dan dinyatakan, mengenai suatu pertimbangan akal budi, mengenai kata, mengenai percakapan dan perbincangan yang diungkapkan lewat bahasa. Pada akhirnya definisi logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Kemudian sebagai ilmu, logika juga disebut dengan logike episteme (bahasa Yunani) atau disebut dengan logica scientia (bahasa Latin) yang berarti ilmu logika atau, saat ini lebih lazim cukup disebut dengan logika.

Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu. Logis dalam bahasa sehari-hari biasa disebut dengan masuk akal (Rapar, 1996). Sementara itu menurut Lanur (1983), logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat).