Kata Pengantar

Tulisan berikut ini saya buat pada bulan Maret 2016 yang lalu, sebagai salah satu syarat seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP). Beasiswa ini dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), dikelola oleh LPDP. LDPD sendiri merupakan hasil kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, Kementrian Agama Republik Indonesia, serta Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai BPI LPDP bisa dilihat di website berikut ini: BPI LPDP.

Salah satu syarat seleksi ialah membuat essay bertema “Kontribusiku Bagi Indonesia”, menceritakan kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat, lembaga, instansi, atau komunitas profesi saya. Tulisan ini sengaja saya terbitkan di blog ini  sebagai pengingat akan janji saya sendiri, sekaligus sebagai penyemangat saat berkutat memulai penulisan disertasi. Terdapat beberapa penambahan detil informasi, tetapi tidak merubah inti dari isi tulisan awal yang saya buat. Pembuatan tulisan ini merupakan proses yang tak lepas dari dukungan atasan dan juga beberapa rekan dosen yang menjadi teman diskusi dan bersedia me-“review” sebelum akhirnya saya kumpulkan ke LPDP.  Terima kasih banyak dan Selamat membaca!

Menuju Keluarga Indonesia Bahagia Sejahtera

Saat ini saya berprofesi sebagai dosen di Universitas Bina Nusantara, sekaligus sebagai psikolog klinis yang berpraktik di Psychological Service Center and Laboratory, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Sebagai dosen, kontribusi yang telah saya berikan bagi komunitas antara lain berupa: artikel jurnal penelitian bagi komunitas ilmuwan psikologi, serta kegiatan pengabdian bagi masyarakat yang membutuhkan. Selengkapnya mengenai penelitian dan artikel ilmiah yang pernah saya tulis bisa dibaca di profil saya. Secara khusus saya memiliki kepedulian dalam permasalahan dalam hubungan percintaan, mulai dari pacaran hingga pernikahan. Kepedulian saya dipicu oleh meningkatnya tingkat perceraian di Indonesia. Bahkan, salah satu artikel di situs bkkbn.go.id menginformasikan bahwa data tahun 2010 menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia paling tinggi se-Asia Pasifik.  Selain itu, pengalaman percintaan saya juga berujung pada pertanyaan, “Kualitas apa yang membuat seseorang bisa berbahagia dalam pernikahannya?”. Oleh karena itu, saya mengarahkan minat penelitian dan kegiatan sosial dalam topik tersebut.

Sejak tahun 2012 saya mengarahkan topik penelitian ke area kepuasan pernikahan dan kesiapan menikah. Awalnya saya meneliti mengenai kepuasan pernikahan, dengan judul: Perbedaan Kepuasan Pernikahan Ditinjau dari Tingkat Penghasilan Istri pada Pasangan Dewasa Muda di Jakarta (2012) dan Prediksi Kepuasan Pernikahan Pada Dewasa Madya di Jakarta  (2013). Dari hasil penelitian tersebut saya mendapat insight bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kepuasan pernikahan perlu disadari dan dipersiapkan sejak sebelum menikah. Oleh karena itu, penelitian saya mulai beralih ke area kesiapan pernikahan, dengan judul: “Hubungan Kesiapan Menikah dan Relationship Skills pada Emerging Adult di Jabodetabek” (tahun 2014), dan “Faktor-faktor Kesiapan Menikah yang Memprediksi Kepuasan Pernikahan pada Emerging Adult dengan Berbagai Latar Belakang Budaya yang Ada di Jabodetabek”  (tahun 2015). Hasil dari penelitian tersebut saya publikasikan baik dalam jurnal ilmiah, maupun seminar terkait psikologi.

Selain kontribusi bagi bidang ilmu, saya juga berkontribusi pada masyarakat melalui artikel psikologi populer yang saya tulis di pranikah.org dan blog pribadi saya. Salah satu artikel yang saya tulis berjudul Resep Pernikahan Bahagia, berisi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan, serta cara praktis berkomunikasi dengan pasangan. Artikel tersebut merupakan sebagian teori dan temuan penelitian yang saya gunakan untuk tesis magister psikologi klinis. Selain menulis di blog pribadi, saya juga menjadi kontributor artikel di situs pranikah.org, yang memiliki visi “Mengupayakan agar tiap keluarga Indonesia bahagia dan sejahtera” serta misi “Mendewasakan setiap pribadi untuk memilih menikah secara dewasa”. Contoh artikel yang saya tulis berjudul: Kesiapan Menikah VS Persiapan Pernikahan yang menggarisbawahi perbedaan keadaan siap menjalankan peran dalam pernikahan dan aktivitas mempersiapkan acara akad dan resepsi pernikahan. Artikel ini saya tulis karena saya mengamati pasangan yang bertunangan seringkali lebih terpaku pada persiapan acara resepsi daripada persiapan keterampilan yang dibutuhkan dalam pernikahan, seperti komunikasi, pemecahan masalah, ataupun perencanaan finansial.

Pada akhir tahun 2015, saya baru saja merampungkan buku psikologi populer yang sekarang sedang dalam proses penerbitan, berjudul “Bukan Move On Biasa, Buat Langkahmu Lebih Bermakna”. Sebuah buku untuk menemani dewasa muda yang patah hati agar bisa beradaptasi dengan sehat. Menurut saya, bisa mengatasi putus cinta dengan dewasa merupakan salah satu modal untuk bisa membangun relasi yang sehat di hubungan berikutnya.

Untuk masa depan, saya ingin lebih berkontribusi untuk masyarakat. Saya memperhatikan pemerintah mulai melihat pentingnya kursus persiapan pernikahan sebagai langkah pencegahan perceraian. Namun belum tersedia semacam forum persiapan pernikahan yang efektivitasnya teruji secara ilmiah. Rencananya, saya ingin melanjutkan studi S3 dan meneliti lebih dalam mengenai faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan pada pasangan yang memiliki pernikahan bahagia serta langgeng. Dari temuan berikut, saya berencana membuat suatu alat ukur untuk mengevaluasi faktor-faktor tersebut pada individu yang berencana menikah. Selanjutnya, saya berencana merancang intervensi untuk meningkatkan faktor tersebut bagi individu yang bertunangan. Pada jangka panjang, saya ingin intervensi tersebut bukan hanya dilakukan secara tatap muka tetapi juga bisa dilakukan secara online agar bisa menjangkau lebih banyak orang. Selain itu, usia dewasa muda juga sudah tidak asing lagi dengan teknologi internet. Untuk mewujudkan rencana jangka panjang tersebut, sejak sekarang saya sudah membina hubungan baik dengan peneliti dari jurusan ilmu komputer yang bersedia membantu saya membangun apa yang saya rancang.
Masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk menuju keluarga Indonesia yang bahagia dan sejahtera, misalnya saja faktor ekonomi yang ditengarai sebagai salah satu penyebab perceraian. Kontribusi yang saya rencanakan hanya mencakup area psikologi, khususnya kesiapan menikah. Namun saya optimis bahwa peranan yang kecil ini dapat memberikan dampak yang besar bagi calon keluarga Indonesia yang bahagia dan sejahtera.

 

Tentang penulis:

Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., Psikolog ialah seorang psikolog klinis dewasa yang tertarik dengan isu hubungan romantis baik pacaran maupun pernikahan, serta trauma. Telah mengikuti workshop Couple and Family Therapy, serta sertifikasi terapis EMDR, dan sertifikasi alat ukur kepribadian Lumina. Bisa dihubungi di prumondor@binus.edu.