Artikel ini saya tulis berdasarkan sejumlah pertanyaan yang saya sempat baca, sebagai berikut:

Pertama, apakah Procedia dari Elsevier tergolong jurnal ataukah prosiding? Ada yang menggolongkan sebagai prosiding, karena nyatanya menampung karya-karya ilmiah hasil berbagai konferensi ilmiah. Kendati demikian, ada juga yang mengkategorikan Procedia sebagai jurnal, karena nomenklatur nama domain-nya di Elsevier adalah, misalnya, https://www.journals.elsevier.com/procedia-social-and-behavioral-sciences. Sekali lagi dituliskan: journals.elsevier.com.

Tidak mengherankan, bahwa sejumlah lembaga menggunakan istilah Journal of Procedia. Misalnya, Institut Teknologi Sepuluh November menyebut karya-karya dosennya dalam Procedia sebagai: International Journal of Procedia Manufacturing, dan International Journal of Procedia Computer Science. Situs web ScienceDirect dari Elsevier juga mengizinkan penggunaan istilah Journal of Procedia, sebagaimana tampak dari artikel (lihat Daftar Pustakanya) berjudul “What do we Achieve from Learning in Collaboration?” dan “Teaching and Education; Collaborative Style”.

Dalam sebuah situs Kemristekdikti, kondisi ini pernah dinamai Overlap Condition Journals, namun rumusan pertanyaannya di situs tersebut berbunyi agak lain (tidak langsung), sebagai berikut:
“Yang menjadi pertanyaan, ada procedia yang sudah terindeks scopus dan mempunyai SJR ( Energy Procedia) dan ada yang belum terindeks (Procedia Technology). Apakah prosiding seperti ini dapat disetarakan dengan jurnal internasional bereputasi?”

Tidak mengherankan, karena, misalnya Procedia – Social and Behavioral Sciences sempat terindeks Scopus, dan terindeks Web of Science, dan saat ini masih memiliki “faktor dampak SJR Rank” sesuai dengan salah satu kriteria jurnal bereputasi menurut PAK Kemristekdikti.

Kedua, apakah IOP’s Journal of Physics: Conference Series (JPCS) itu tergolong jurnal atau prosiding? Kalau tergolong Prosiding, mengapa dalam situs Scimagojr ia digolongkan sebagai jurnal, dan memiliki angka kuartil jurnal, yakni Q3?

Olehnya, sejumlah perguruan tinggi penyelenggara program doktor mengizinkan penggunaan karya ilmiah promovendus yang berupa IOP JPCS sebagai salah satu syarat publikasi yang berbentuk jurnal.

Prosiding seri IOP lainnya, seperti IOP Conference Series: Materials Science and Engineering tidak memiliki angka kuartil.

Di dalam sebuah Policy Brief Kemristekdikti yang didiseminasikan pada awal tahun 2019 ini, IOP’s JPCS juga disebutkan sebagai salah satu dari jurnal, meskipun dikategorikan sebagai “jurnal yang diduga terindikasi melakukan pelanggaran etik“.

 

Ketiga, ada sebuah publikasi bernama Advanced Science Letters yang terindeks Web of Science (koleksi CPCI), dan pernah terindeks Scopus dan dahulu sering digunakan oleh Malaysia Technical Scientist Association (MALTESAS) sebagai saluran publikasi karya-karya konferensi, serta tergolong ramai diikuti oleh para dosen dan peneliti dari Indonesia. Nyatanya, Advanced Science Letters (ASL) juga memiliki angka kuartil dan Scimago Journal Rank/SJR. Catatan untuk ASL adalah: ASL diterbitkan oleh American Scientific Publishers yang pernah masuk dalam daftar “Jeffrey Beall‘s list” (situs Beall’s list yang dahulu beralamat di scholarlyoa.com sekarang sudah ditutup).

 

Sumber gambar: http://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2013/books-manuscripts-n09066/lot.78.html
Journal of The Proceedings, merupakan sebuah bahan catatan bagi kita bahwa penggunaan istilah-istilah  jurnal dan prosiding seringkali tidak seperti yang kita kira. Sumber gambar: http://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2013/books-manuscripts-n09066/lot.78.html

Sebelum melanjutkan bahasan ini, kita kiranya perlu sepakat untuk mengurung presumsi kita dahulu mengenai “apa yang seharusnya merupakan sebuah jurnal ilmiah”, “syarat-syarat yang seharusnya merupakan sebuah prosiding ilmiah”. Sebab dengan membawa prasangka semacam ini, kita akan kesulitan – sejak pertama kali – untuk mendiskusikan berbagai kenyataan, potensi, dan kecenderungan yang terbuka di hadapan kita.

Setelah saya selidiki, ternyata memang saat ini, ada satu jenis jurnal; katakanlah namanya Proceedings Journal. Dalam bahasa Indonesia, Proceedings Journal diterjemahkan sebagai Jurnal Prosiding (diterangkan-menerangkan/DM).

IOP pun mengakui diri menerbitkan proceedings journal:

All papers published in this volume of … have been peer reviewed through processes administered by the proceedings Editors. Reviews were conducted by expert referees to the professional and scientific standards expected of a proceedings journal published by IOP Publishing.”

Kendati demikian, untuk mengerti secara lebih tepat mengenai definisi jurnal prosiding, kita ambil sebuah contoh dari Elsevier.

Elsevier menerbitkan sebuah jurnal prosiding berjudul Materials Today: Proceedings, bahkan sudah terindeks Scopus dan memiliki SJR dan CiteScore (setara Impact Factor/IF dalam peristilahan Web of Science d.h. Thomson Reuters Intellectual Property Business), yang beralamatkan di https://www.journals.elsevier.com/materials-today-proceedings. Sekali lagi, nomenklatur domain dari jurnal ini adalah: journals.elsevier.com, mengingatkan kita akan domain yang sama yang digunakan oleh Procedia.

Dalam laman tersebut, ada tertulis:

Materials Today is proud to introduce Materials Today: Proceedings. A new journal specializing in the publication of conference proceedings…. Conference proceedings are only accepted for publication in Materials Today: Proceedings after a full assessment from the Materials Today editorial team. All papers must be original, and peer-review is mandatory…. If you are a conference organiser interested in publishing conference proceedings in the journal, please complete the proposal template available from here

Membaca keterangan tersebut, ada ciri dan implikasi dari sebuah proceedings journal:

  1. Kini, tidak benar bahwa sebuah jurnal tidak boleh menampung prosiding konferensi. Jurnal boleh dan berhak menampung prosiding konferensi, sebagai nomor-nomor regular.
  2. Kendati demikian, ada sebuah kriteria yang perlu dipenuhi, yakni, prosiding ini harus menjalani peer review kembali oleh Tim Jurnal Prosiding. Dengan demikian, penelaahan sejawat (peer review) yang berlangsung ada dua tingkat, yakni: Peer review tingkat Prosiding Konferensi (biasanya dilakukan oleh Scientific Committee konferensi), dan peer review tingkat Jurnal Prosiding (dilakukan oleh Tim Editor Jurnal Prosiding).

Pertanyaannya: Apakah Elsevier’s Procedia dan IOP’s JPCS, Advanced Science Letters (ASL), bahkan Elsevier’s Materials Today, melakukan pemenuhan kriteria itu? Bagaimana kita mengetahuinya? Bahkan, sebelum itu, apakah itu perlu? Apakah kita mau meragukan kerja-kerja Scientific Committee?

Di samping itu, dengan adanya prosiding yang ditawarkan untuk diterbitkan di jurnal, sangat boleh jadi ada kemiripan antara materi yang terbit di prosiding dan yang terbit di jurnal prosiding. Apakah ini redundansi (redundant publication)? (Semestinya menjadi tidak, kalau melihat prosesnya demikian).

Pertanyaan-pertanyaan tersebut membuka diskusi-diskusi baru. Adapun yang sudah jelas adalah:

Pertama, Scimagojr, faktanya, telah menggolongkan IOP JPCS dan ASL sebagai jurnal, bukan prosiding.

Kedua, implikasi: Batas-batas antara jurnal dan prosiding kini sudah “blurred“, batasnya tipis, bahkan tidak berbatas.

Contoh-contoh jurnal prosiding yang lain adalah:

a. Environment-Behavior Proceedings Journal (E-BPJ). Jurnal Prosiding ini terindeks Web of Science/Clarivate Analytics (koleksi ESCI) dan DOAJ (Directory of Open Access Journal). Jurnal prosiding ini dikelola oleh sebuah asosiasi peneliti internasional, yakni Association of Behavioural Researchers on Asian (ABRA) bersama dengan Universiti Teknologi MARA, Malaysia. Dalam lamannya, disebutkan, “It publishes double-blind peer-reviewed, original research conference papers relating to Environment-Behaviour, General Psychology, and Quality of Life issues affecting the Asian communities living in both the Asian and non-Asian countries.

b. ASTRA Proceedings (AP). Jurnal Prosiding ini merupakanan international open-access proceedings journal that addresses the topics related to astrophysics, astrobiology, heliophysics, (exo-)planetary physics, and space science. The journal welcomes proceedings from all astrophysics conferences around the world.” ASTRA Proceedings merupakan anggota resmi dari COPE (Committee on Publication Ethics).

c. The Open Conference Proceedings Journal (TOPROCJ). Jurnal Prosiding ini memiliki deskripsi yang hampir sama dengan Elsevier’s Materials Today. Bentham Open menggambarkannya sebagai berikut:
The Open Conference Proceedings Journal is an Open Access online journal which publishes conference proceedings in all major scientific conferences especially biological science, medicine, chemical and engineering & technology.”

Meskipun terdapat catatan mengenai Penerbit Bentham: Open Access Publisher Accepts Nonsense Manuscript for Dollars, hal ini tidak mengurangi keabsahan adanya jurnal prosiding.

Catatan: Tidak tergolong dalam kategori Jurnal Prosiding adalah jurnal-jurnal yang menggunakan kata Prosiding dalam nama jurnalnya, seperti: Proceedings of the Linnean Society of NSW, Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS),

Ketiga, kebiasaan menerbitkan artikel ilmiah dalam prosiding atau jurnal sangat bergantung pada bidang ilmu. Sebagai contoh, Computer Science dan bidang-bidang ilmu lain yang perkembangannya sangat pesat, serta yang terkait (misalnya jurnal yang membahas keterkaitan Psychology dengan Computer Science), sangat biasa dan bahkan dianjurkan untuk menerbitkan artikelnya dalam prosiding konferensi dan/atau ArXiv (Mengenai ArXiv, akan saya bahas di lain waktu).

Oleh karena ketiga hal tersebut, kiranya tidak tepat lagi untuk secara simplistik (sangat menyederhanakan) untuk menghargai (atau pun merendahkan) satu jenis publikasi di atas yang lain (Biasanya jurnal dinilai lebih dari prosiding). Dalam hal ini, yang diperlukan adalah sebuah keterbukaan, bahwa menilai sebuah artikel ilmiah adalah dengan, tidak lain, membaca artikel itu sendiri. Bukan dengan mengandalkan bentuk/forma di luar artikel itu (apakah jenis outlet-nya prosiding atau jurnal, atau jurnal prosiding; apakah terindeks lembaga komersial tertentu; apakah memiliki metrik capaian jurnal, seperti faktor dampak/impact factor, Q, dan sebagainya).

Segolongan dengan hal kebiasaan kita mem-bias-kan substansi di dalam forma ini, para pemenang Hadiah Nobel (Nobel Laureate) sebenarnya sudah mengingatkan kita juga ketika mereka membahas mengenai impact factor:

“The impact factor really isn’t that important… Any great paper is going to be found and read…. Institutions have to judge the quality of a person based on the quality of the research. You shouldn’t be relying on journals and two or three reviewers to judge that…. I don’t merely look, ‘Oh! Here’s One in Science, and TWO in Nature, that means THREE!’ So, I really do read the papers. Publish as high as is practical. Don’t waste a whole lot of time making repeated attempts to get into the top tier.”

Yang jauh lebih penting, menurut hemat saya, adalah bagaimana kita mengembalikan pengertian asli Prosiding.

Mengenai hal tersebut, ada dalam tulisan saya yang lain: Strategi Kebijakan Peningkatan Publikasi Scopus (dan Web Of Science). Apabila usulan saya dalam artikel tersebut dapat diterima, barangkali kita dapat lebih clear-cut untuk membedakan prosiding dari jurnal.

Penulis:

Dr. Juneman Abraham, S.Psi., adalah social psychologist dan Lecturer Specialist – S3, Universitas Bina Nusantara; Ketua Kompartemen Riset dan Publikasi pada Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).