Sebelum membahas lebih jauh mengenai kaitan hubungan antar manusia dan kesehatan, ada beberapa istilah tentang bentuk-bentuk hubungan antar manusia yang perlu kita ketahui. Artikel ini akan membahas beberapa bentuk hubungan tersebut dengan salah satu aspek kesehatan yaitu: Kematian. Hiii.. Serem gak?

Kalau bicara soal hubungan, apa yang pertama kali terlintas di benakmu? Biasanya, kalau bicara hubungan, seseorang akan mengacu ke status pernikahan/pacaran, berapa banyak pacar atau teman yang dimiliki, serta berapa banyak organisasi tempat ia menjadi anggota. Nah status pernikahan, derajat kontak dengan teman dan kenalan, partisipasi dalam organisasi informal dan keanggotaan di tempat ibadah disebut juga dengan integrasi sosial.

Integrasi Sosial (Social Integration)

Penelitian mengenai integrasi sosial dan kesehatan berawal dari pengamatan Durkheim (anak Sosiologi mustinya kenal banget sama nama ini) di tahun 1897 mengenai  kasus bunuh diri. Ia menemukan bahwa tingkat bunuh diri tertinggi terlihat pada orang yang memiliki sedikit ikatan keluarga, komunitas, dan gereja. Asumsi bahwa ikatan sosial berhubungan dengan tingkat kematian dan gangguan fisik didukung oleh penelitian Bloom, Asher, White (1978) mengenai hubungan perceraian dan gangguan fisik serta emosional, dan penelitian arsip yang dilakukan oleh Berkman & Syme (1979). Efek integrasi sosial ini lebih kuat terlihat pada tingkat kematian laki-laki daripada perempuan (House, Landis, Umberson, 1988). Selain itu, penelitian Lynch (1977) memperlihatkan bahwa kematian prematur dari penyakit jantung secara signifikan terjadi lebih banyak pada orang-orang yang bercerai, janda/duda, dan lajang (terlepas dari usia) dan didukung oleh Krantz & McCeney (2002) yang menemukan hubungan antara isolasi sosial dengan kemungkinan terkena serangan jantung kedua kali. Singkat kata, semakin sedikit status hubungan (menikah, pacaran, berteman) serta afiliasi seseorang dengan organisasi, maka ia semakin rentan memiliki masalah kesehatan, bahkan bisa menjurus ke bunuh diri dan kematian. Makanya, penting banget ni kita buat refleksi: berapa banyak si status hubungan yang sudah kita jalin? Yuk coba jawab pertanyaan refleksi berikut ini.

Pertanyaan refleksi diri..

Selain integrasi sosial, variabel lain yang berhubungan dengan tingkat kematian dan kemungkinan terjangkit suatu penyakit ialah jejaring sosial (social network). Jejaring sosial ini terdiri dari orang-orang dekat yang sering berinteraksi dengan kita, biasanya teman dan saudara. Analisa jejaring sosial biasa dilakukan dalam unit sosial yang lebih besar, seperti asrama, komunitas, atau negara. Jadi, maksud “social network” disini bukan sekedar media sosial yang sering kamu gunakan ya.. 🙂

Hasil dari analisa jejaring sosial menunjukkan pola hubungan dalam kelompok. Penelitian Shye Mullooly, Freeborn, Pope (1995) membuktikan pentingnya jejaringan sosial pada tingkat harapan hidup. Proporsi partisipan usia 65 tahun yang masih hidup 15 tahun kemudian ialah 37% di kelompok jejaringan besar, 30% sedang dan 21% kecil. Artinya semakin besar jejaringan sosial, maka semakin besar kemungkinan seseorang untuk bertahan hidup. Frekuensi interaksi dengan orang lain di jejaringan sosial juga meningkatkan kesehatan dan menurunkan resiko kematian (Berkman & Syme, 1979). Teknik analisa jejaring sosial yang sering digunakan ialah sociometri yang dikembangkan oleh Moreno, menggunakan pertanyaan seperti “Siapa orang yang paling kamu sukai dalam kelompok ini?” disebut dengan star, dan “Siapa orang yang paling tidak disukai?”, disebut dengan isolates (Berscheid & Regan, 2005). Pengukuran sociometri ini menjadi penting karena untuk bertahan hidup, bukan hanya dibutuhkan jejaring sosial yang besar, tetapi juga niat baik dari orang lain. 

Kalau kamu penasaran sama contoh analisa jejaring sosial, coba deh cek tulisan ini. Si penulis mengalisa hubungan tokoh-tokoh dalam serial epic “Game of Thrones”. Hasilnya, ia berkesimpulan bahwa, Ned dan Sansa Stark, serta Tyrion Lannister memiliki paling banyak koneksi. Gak heran kalau Sansa dan Tyrion masih hidup dan selamat sampai season 7. 😉

Oke.. jadi sekarang kamu uda paham kan tentang kaitan integrasi sosial dan jejaring sosial dengan salah satu aspek kesehatan, yaitu: kematian. Gimana kaitannya dengan hubungan romantis? Penelitian terbaru (lihat gambar di bawah) menemukan bahwa perselisihan dalam pernikahan ternyata berkaitan dengan meningkatnya pikirian bunuh diri dan percobaan bunuh diri pada pasangan yang menikah. Hmm. ternyata, status (menikah) aja gak cukup yaa untuk menjauhkan kita dari kematian. Lalu bentuk hubungan apalagi yang bakal terkait sama kesehatan? Sabar ya.. Pada tulisan berikutnya, kita akan bahas tentang bentuk hubungan antar manusia lainnya, yaitu: dukungan sosial. See you in my next post!

Referensi:

Berkman, L. F., Syme, S.L. (1979). Social networks, host resistance, and mortality: a nine-year follow-up study of Alameda County residents. American Journal of Epidemiology, 100, 186-204.
Berscheid, E., Regan, P. (2005). The Psychology of Interpersonal Relationship. New Jersey: Pearson
Bloom, B. L., Asher, S. J., White, S.W. (1978). Marital disruption as a stressor: A review and analysis. Psychological Bulletin85, 867-894.
Lynch, J. J. (1979). The Broken Heart: The Medical Consequences of Loneliness. New York: Basic Book.

Robustelli, Briana L; Trytko, Anne C; Li, Angela; Whisman, Mark A. (2015). Marital discord and suicidal outcomes in a national sample of married individuals. Suicide and life-threatening behavior, 45(5), 623-632

Shye, D., Mullooly, J. P., Freeborn, D. K., Pope, C. R. (1995). Gender difference in the relationship between social network support and mortality: A longitudinal study of an elderly cohort. Social Science & Medicine 41(7):935-47

*Tulisan ini adalah sebagian dari Makalah “RELATIONSHIPS AND HEALTH:
DAMPAK HUBUNGAN INTERPERSONAL TERHADAP KESEHATAN FISIK, MENTAL DAN KEBAHAGIAAN” untuk kelas Hubungan Interpersonal di Magister Sains Psikologi Sosial, Universitas Indonesia, 2017.

*Tulisan ini juga dipublikasikan pada blog penulis, yaitu di https://pingkanrumondor.blogspot.com/2017/11/hubungan-interpersonal-dan-kematian.html