Sebentar lagi kita akan menuju penghujung tahun. Tidak terasa ya? Bagi Anda yang bekerja, pasti sudah mulai sibuk melakukan evaluasi kinerja sepanjang tahun berdasarkan tujuan/objektif yang telah disepakati bersama.

Evaluasi yang dilakukan tidak hanya semata-mata melihat dari sudut pandang Key Performance Indicator (KPI) tercapai atau tidak, tetapi melihat apakah dengan pekerjaan yang ada sudah cukup memfasilitasi kebutuhan dalam bekerja misalnya, need for recognition (pengakuan), significance (kepentingan/makna), productivity (produktivitas), dan excitement (kegembiraan). Beberapa kebutuhan ini kemudian menjadi alasan beberapa orang pindah kerja ataupun pindah unit kerja.

Office job stress work vector illustration. Stress on work. Business woman day. Office life business girl. Business situation. People in action. Computer, table, many hands. Office people. Stress job

Mereka merasa tidak puas karena terjadi perubahan-perubahan yang tidak diprediksi.  Kalau begitu, beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “sampai kapan kita harus bertahan di posisi sekarang dan memanfaatkan segala sumber yang tersedia?” atau “apakah kita hanya cukup mengubah sikap kita terhadap pekerjaan yang mungkin dapat membantu mencapai kesuksesan?”

Geral Corey dan Marianne S. Corey (2010) dalam bukunya “I Never Knew I Had a Choice: Explorations in Personal Growth” mengemukakan bahwa ada beberapa sikap yang dapat menjadi kunci untuk menemukan kesuksesan dalam menghadapi tuntutan kerja di masa yang akan datang sekaligus membantu menjawab kedua pertanyaan di atas. Berikut ini sikap-sikap yang dibutuhan:

Pertama,  assuming responsibility for the future. Siap tidak siap, mau tidak mau, seorang pekerja harus selalu siap dengan tanggung jawab yang progresif di masa yang akan datang. Untuk itu, sangat penting untuk mulai mengambil bagian dalam tugas-tugas yang lebih menantang.

Kedua, being committed to lifelong learning. Jika seorang pekerja menjadi pribadi yang selalu siap kapanpun untuk menerima perubahan dan belajar dari perubahan tersebut, maka bukan tidak mungkin ia merasa tidak terlalu terhambat dalam mengerjakan tanggung jawabnya.

Ketiga, viewing the future with vision and creativity. Pekerja yang kreatif, akan cenderung mencari jawaban atau solusi sebanyak mungkin untuk menghadapi masalah atau kesulitan.  Mereka juga akan berorientasi ke depan (mampu melihat apa yang hendak dicapai dan kondisi yang terjadi di masa datang).

Keempat, being able to tolerate uncertainty.  Ketidakjelasan yang jelas adalah ketidakjelasan itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dipastikan kita semua pernah berada di keadaan ini. Sikap ini dilakukan bukan berarti kita sepakat dengan ketidakjelasan terus-menerus, melainkan usaha untuk mencari apa yang sesungguhnya dapat dilakukan dalam keadaan tersebut.

Kelima,  viewing change as both positive and necessary. Sikap ini hampir sama dengan sikap keempat.  Perubahan dan ketidakjelasan adalah hal yang inevitable. Kuncinya adalah bagaimana respon dan sudut pandang terhadap perubahan itu. Mau melihatnya sebagai tantangan untuk menjadi lebih baik lagi atau melihat sebagai hambatan?

Apakah sikap-sikap di atas sudah cukup membantu Anda (paling tidak untuk mulai berpikir apa yang perlu dilakukan tahun depan)? Saya harap kurang lebih cukup ya. Jika nantinya Anda mampu menguasai dan mengatasi pekerjaan Anda, Anda dapat mempelajari skill-skill baru sehingga Anda mendapatkan tambahan pilihan/opsi. Untuk mendapatkan informasi mengenai pilihan karir dan skill-skill dalam upaya pencarian a rich and fulfilling career, Anda dapat mengikuti tes Strong Interest Inventory Test yang ada di BINUS University. Asesmen tersebut dapat membantu orang mencocokan interest terhadap potential education, career, dan leisure activities, dengan menggunakan preferensi individu terhadap hal-hal yang disukai dalam pekerjaan dan waktu senggang mereka.

Referensi

Corey, G., & Corey, M.S. (2010). I Never Knew I Had a Choice: Explorations in Personal Growth (9th ed). Belmont, CA: Brooks/Cole, Cengage Learning

Tentang Penulis

Febriani Priskila, seorang ilmuwan psikologi khususnya psikologi pendidikan. Berpengalaman sebagai akademisi baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.  Tertarik mempelajari dan pernah  meneliti topik-topik terkait pendidikan anak berkebutuhan khusus dan academic engagement.