Tidak sedikit anak-anak berkebutuhan khusus yang berusaha untuk mengenyam pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi.

Di Indonesia sendiri belum banyak perguruan tinggi yang ramah untuk anak berkebutuhan khusus. Perguruan tinggi yang menerima dan menyediakan aksesibilitas untuk mahasiswa berkebutuhan khusus biasanya menyediakan program pendidikan kejuruan seperti Diploma III. Program kejuruan dinilai tepat oleh DIKTI untuk membantu anak berkebutuhan khusus karena program tersebut anak dilatih, dididik, dibekali sehingga dapat menguasai bidang tertentu sesuai kemampuan dan minat mereka. Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) membuka program pendidikan kejuruan sepanjang 6 semester untuk mahasiswa berkebutuhan khusus dengan konsentrasi utama desain grafis, kerajinan tangan, seni dan aplikasi komputer. Program pendidikan ini dilaksanakan secara individu berdasarkan kurikulum yang telah diadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Program ini biasanya disebut sebagai IEP (Individualized Education Program) atau Program Pembelajaran Individual (PPI). Output yang didapatkan dari program pendidikan untuk mahasiswa berkebutuhan khusus adalah kemampuan praktis atau keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuannya dan menyiapkan mereka untuk berkarya di masyarakat dengan mandiri dan percaya diri. Sebagai sebuah institusi pendidikan, Binus University juga ingin mendukung tercapainya harapan itu, untuk itu  Jurusan dan Lab Psikologi Binus University bekerja sama dengan Mimi Institute untuk menyelenggarakan sebuah program yang bertajuk Intensive Course on Inclusive Education (ICIE). ICIE adalah sebuah program untuk mengedukasi masyarakat mengenai pendidikan inklusi, baik itu manajemennya maupun program pembelajaran individual seperti yang telah disebutkan di atas.

MIMI Institute memiliki DNA menggugah kepedulian masyarakat Indonesia akan pendidikan inklusi dan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi ramah pada anak-anak berkebutuhan khusus, untuk itu MIMI Institute melalui program ICIE ingin memperkenalkan pada universitas sebagai institusi pendidikan tinggi yang pasti dan akan menemui calon mahasiswa/I dengan kebutuhan khusus. Program ini dilaksanakan dalam 2 bagian. Bagian pertama khusus membahas pendidikan inklusi dan konsepnya, berkenalan dengan jenis-jenis anak berkebutuhan khusus serta cara berinteraksi dan penanganan belajarnya. Gelombang kedua lebih banyak kegiatan dan penerapan langsung yakni manajemen kelas inklusi dan mengobservasi, membuat profil anak, dan menerapkan Program Pembelajaran Individual (PPI).

Program ICIE diikuti oleh berbagai kalangan yakni dari kalngan akademisi (dosen dan guru), kalangan professional (psikolog, konselor, dan terapis), orang tua yang memiliki anak kebutuhan khusus dan mahasiswa (Sarjana dan Magister). Para peserta berharap kegiatan ini terus dilaksanakan dan diresponi dengan tindakan-tindakan nyata seperti kampanye atau sosialisasi lebih luas lagi. Dengan demikian, masyarakat semakin sadar bahwa anak berkebutuhan khusus ada di antara kita semua dan mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama dengan kita pula.

PhotoGrid_1471507256310

Jika Anda adalah keluarga/sanak-saudara dari anak-anak berkebutuhan khusus namun Anda belum begitu mengerti area-area apa saja yang perlu dikembangkan dan apa yang menjadi kemampuan dan minat mereka, Anda dapat menghubungi Pusat Layanan Psikologi, Lab Psikologi dengan Ms. Febriani, (021)532-7630, ext. 2631 atau fpriskila@binus.edu.  Pusat Layanan Psikologi  menyediakan layanan asesmen dengan tujuan mengetahui jurusan perkuliahan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki (khususnya siswa/I SMA). Dengan demikian, anak berkebutuhan khusus dapat dipersiapkan lagi untuk belajar ke jenjang pendidikan tinggi dan pada akhirnya mereka dapat berkarya bagi masyarakat terlepas dari keterbatasan yang dimiliki.

 

Referensi

Perguruan Tinggi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. (2016). Mother and Baby Indonesia. Diunduh dari http://www.motherandbaby.co.id/article/2014/5/31/2003/Hari-Pendidikan-Nasional-Perguruan-Tinggi-untuk-Anak-Berkebutuhan-Khusus

Tentang Penulis

Febriani Priskila, seorang ilmuwan psikologi khususnya psikologi pendidikan. Berpengalaman sebagai akademisi baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.  Tertarik mempelajari dan pernah  meneliti topik-topik terkait pendidikan anak berkebutuhan khusus dan academic engagement.