Beberapa waktu yang lalu beberapa teman heboh membahas film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 yang akan segera ditayangkan di bioskop (tentu saja di bioskop kesayangan Anda). Dalam obrolan tersebut mereka tidak membahas cerita filmnya, karena ya memang belum menonton hehehe…..tapi yang lebih mereka bahas tentang kapan filmnya akan tayang, soundtrack lagunya, dan kapan akan menonton.
Namun ketika sedang membicarakan tentang film AADC tersebut, mau tidak mau mereka membawa kenangan akan film tersebut. Teman-teman membahas pengalaman mereka saat menonton film AADC untuk pertama kalinya. Waktu itu kebanyakan dari mereka masih berusia , kira-kira masih duduk di bangku SMP, SMA, atau kuliah. Film AADC sendiri diputar di bioskop untuk pertama kalinya sudah belasan tahun yang lalu, tepatnya 14 tahun yang lalu, karena film itu ditayangkan pada tahun 2002. Kalau dipikir-pikir lama juga ya jarak antara film AADC 1 dengan film AADC 2, tapi kenyataannya kenangan akan film tersebut tidak hilang dan musnah begitu saja.
Ketika membahas tentang kenangan maka tidak akan lepas dari pembahasan Psikologi tentang memory. Bagi mereka yang pernah menonton film AADC 1 dan antusias menonton film AADC 2, maka dapat dipastikan mereka memiliki memory kuat terkait dengan film tersebut. Perlu digarisbawahi bahwa kenangan kuat tersebut tentunya lebih ke arah yang positif. Hal ini begitu masuk akal, karena ketika seseorang memiliki pengalaman yang menyenangkan maka mereka akan mengulangnya kembali. Sebaliknya, ketika seseorang memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan, maka mereka tidak akan mengulang kembali.
Kenangan positif itu membuat orang ingin menonton film AADC entah untuk menghilangkan rasa penasaran atas kelanjutan ceritanya atau karena mengagumi aktris dan aktor yang memerankannya. Namun keinginan kuat untuk menonton film AADC kembali bisa saja muncul tidak terkait langsung dengan filmnya, seperti kelanjutan jalan ceritanya, tetapi lebih karena ingin mengulang kembali kenangan lama yang menyenangkan. Misalnya saja Ani yang menonton film AADC 1 bersama teman-teman satu geng dan hal ini dirasakannya seru, maka ia ingin mengulang kembali kenangan tersebut saat menonton film AADC 2. Dengan menonton film AADC 2 Ani berharap dapat mengenang kembali peristiwa yang dialami di ‘masa muda’ bersama teman-temannya.
Ketika membicarakan tentang kenangan, maka tidak akan lepas dari ingatan dan emosi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata kenangan adalah sesuatu yang membekas dalam ingatan. Berdasarkan arti kata tersebut semakin jelaslah unsur ingatan dan emosi dalam kenangan. Sesuatu yang membekas erat kaitannya dengan unsur emosi, karena ketika sesuatu itu dikatakan membekas maka akan menyentuh sisi emosi. Kemudian sesuatu yang membekas itu ada dalam ingatan, sehingga seolah ingatan itu adalah wadah untuk menyimpannya.
Keterkaitan emosi dan ingatan dapat dilihat dari bagaimana emosi dapat memberikan efek yang kuat untuk meningkatkan pembentukan dan intensitas ingatan (Shiota & Kalat, 2012). Secara fisiologis, amygdala berperan dalam pembentukan ingatan. Amygdala sendiri adalah struktur berbentuk seperti almond yang terletak di dalam otak, serta berperan dalam kesadaran dan ekspresi emosi (King, 2011).
Amygdala memiliki dua fungsi. Pertama, membantu untuk mengarahkan perhatian kita terhadap stimulus yang memiliki dampak emosional. Kedua, aktivasi amygdala diasosiasikan dengan pengalaman yang memiliki emosi yang kuat melalui penggabungan dengan ingatan episodik jangka panjang dari hipokampus (Shiota & Kalat, 2012).
Amygdala memang berperan penting dalam pembentukan ingatan, namun perlu diperhatikan bahwa amygdala tidak berperan untuk pembentukan ingatan yang netral (Shiota & Kalat, 2012). Hal ini membuat amygdala tidak berperan terhadap pembentukan ingatan-ingatan yang tidak berkesan atau tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Peran amygdala terhadap ingatan ini menjelaskan bagaimana ketika manusia mengalami suatu peristiwa yang menyenangkan atau tidak menyenangkan akan terbawa dalam ingatan dan akhirnya menjadi kenangan. Sama halnya dengan emosi positif saat menonton film AADC 1, yang akhirnya menjadi kenangan yang menyenangkan. Pemberitaan-pemberitaan tentang akan ditayangkannya film AADC 2 telah menjadi pemicu untuk mengingat kembali semua kenangan-kenangan yang dimiliki tentang film AADC 1. Memiliki kenangan yang menyenangkan itu sangat menyenangkan dan dapat meningkatkan kebahagiaan. Jadi tidak ada salahnya untuk bernostalgia dengan menonton film AADC 2 jika memang hal tersebut dianggap menyenangkan (Psssttt…………ini bukan promo lho)

Referensi :

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diunduh pada tanggal 3 Februari 2016 dari http://kbbi.web.id/kenang.
King, L. A. 2011. The Science of Psychology. New York : McGraw Hill
Shiota, M. N., & Kalat, J. W. 2012. Emotion. USA : Wadsworth, Cengage Learning.

Ditulis oleh Rani Agias Fitri, M. Si., Psikolog (rfitri@binus.edu)

Tentang penulis :

Rani Agias Fitri merupakan psikolog Klinis yang mengikuti pelatihan souldrama. Dalam pengembangan keilmuwannya, ia tertarik untuk mendalami tentang trait kepribadian dan kesehatan mental melalui penelitian-penelitian yang dilakukannya.